NASIONAL

Rusuh Tolak Hasil Pilpres, Keluarga Yakin Farhan Tewas Karena Peluru Tajam

""Dari dada, di bawah leher persis itu tembus ke belakang. Itu peluru apa? Kan tidak mungkin kalau petasan. ""

Muthia Kusuma

Rusuh Tolak Hasil Pilpres, Keluarga Yakin Farhan Tewas Karena Peluru Tajam
Ilustrasi: Keluarga menunjukkan foto Widianto Rizky Ramadan (17), salah satu korban tewas akibat rusuh aksi 21 Mei. (Foto: KBR/Sadida)

KBR, Jakarta- Keluarga korban meninggal dunia aksi unjuk rasa 22 Mei,  Farhan Syahfero   (31) meyakini, mendiang kehilangan nyawanya akibat peluru tajam, bukan akibat peluru karet maupun petasan. Ayah korban, Syafri Alamsyah mengatakan, pada jenazah korban Farhan, terdapat lubang peluru yang tembus antara dada dan bawah leher korban dengan diameter berukuran kecil.

kata dia,   keluarga menolak autopsi karena tidak ada lembaga yang akan menjamin korban.

"Kejadian itu kan boleh dibilang ada peluru tajam di situ. Dengan butiran diameter lubang itu sampai dengan ke belakang itu peluru apa? Tembus ke belakang. Dari dada,di bawah leher persis itu tembus ke belakang. Itu peluru apa? Kan tidak mungkin kalau petasan. Kalau peluru karet juga kecil begitu tidak mungkin juga. Itu (korban) langsung mati soalnya. Dibawa ke sana dilakukan penindakan di Budi Kemuliaan," tutur Syafri saat dihubungi KBR, di Depok, Minggu, (26/5/2019).


Syafri mengaku bingung untuk menempuh langkah apapun untuk mendapatkan pertanggungjawaban kematian anaknya. Kata dia, hingga saat ini tidak ada lembaga apapun yang menawarkan bantuan kepada keluarga korban.

Ia mengatakan, sempat ada unsur dari kepolisian yang menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya. Akan tetapi, kepolisian tidak menyebut  yang bertanggung jawab atas peluru tajam yang merenggut nyawa anaknya.

Menurut keterangan Syafri, korban Farhan memang aktif mengikuti majelis taklim. Akan tetapi, ia tidak terkait oleh ormas dan partai apapun. Ia juga mengatakan bahwa anaknya pamit kepada keluarga untuk berdagang baju pada Selasa, (21/5/2019) pagi. Namun hingga Rabu, (22/5/2019) dini hari keesokannya, Farhan belum juga kembali.


Syafri mendapat kabar meninggalnya korban Farhan dari  rumah sakit. Farhan diceritakan temannya, meninggal di daerah Petamburan, Jakarta Barat. Lantas ia dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, kemudian dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Farhan meninggalkan seorang istri dan dua orang puteri yang masih anak-anak.

Aksi rusuh pada 21-22 Mei, menyebabkan 8 orang tewas, dan ratusan terluka. Data yang dicatat Dinas Kesehatan Jakarta, mereka adalah; Farhan Syafero, Lelaki (31), warga Depok, Jabar,  M. Reyhan Fajari,  lelaki (16), warga Tanah Abang, Jakpus,  Abdul Ajiz, lelaki (27), warga Pandeglang, Banten,  Bachtiar Alamsyah, lelaki warga Tangerang, Banten.  Selain itu, Adam Nooryan, lelaki (19), warga Tambora, Jakbar,  Widianto Rizky Ramadan, lelaki (17) warga  Slipi, Jakbar, Sandro, lelaki (30), Tangsel, Banten, dan satu korban tewas tanpa identitas. 

Kepolisian telah menangkap ratusan orang saat kerusuhan pada 21 dan 22 Mei. Sebanyak 11 orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Barang bukti yang disita  di antaranya   bambu, jeriken, celana, botol kaca, batu, dan telepon selular. 


Editor: Rony Sitanggang

 

  • Pilpres 2019
  • kerusuhan pemilu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!