BERITA

Pengamat: Perlu Ubah Strategi Pengadaan Beras Bulog

"Hal tersebut perlu dilakukan supaya beras tidak langka di pasaran yang berimbas pada kenaikan harga dan mencegah impor beras."

Bambang Hari

Pengamat: Perlu Ubah Strategi Pengadaan Beras Bulog
Beras Bulog. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Pemerintah dinilai perlu mengubah strategi untuk meningkatkan pengadaan beras di Perum Bulog. Pengamat pangan Khudori mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan supaya beras tidak langka di pasaran yang berimbas pada kenaikan harga dan mencegah impor beras. Khudori mengatakan, saat ini Bulog memiliki waktu sempit untuk memperbesar pengadaan beras. Bulog hanya diberi waktu 1,5 hingga dua bulan untuk menambah pengadaan pasca panen raya.

"Mestinya 1,5 hingga dua bulan itu kan merupakan waktu emas yang harus dimanfaatkan di sisa panen raya. Karena memang selama ini penyerapan Bulog yang paling besar itu ya saat panen raya. Sebab mengikuti harga di pasaran," ujarnya saat dihubungi KBR melalui sambungan telepon (10/5/2015). 

"Panen raya itu bisa menghasilkan sekitar 65 persen dari produksi total setahun. Nah tapi Bulog tidak mampu menyerap itu," ujarnya lagi.

Ia juga menambahkan, cara lain untuk meningkatkan pengadaan beras Bulog ialah dengan pengadaan secara komersial. Namun, hal tersebut berisiko karena berada di luar ketentuan pemerintah. Di sisi lain, Bulog juga harus terhindar dari rugi karena dianggap melanggar perundang-undangan. Karena itu, strategi yang dilancarkan ialah mesti ada yang menanggung rugi Bulog yaitu pemerintah. Dia menegaskan, itu tugas pemerintah karena mendorong Bulog untuk menjaga stabilitas pangan.

Pemerintah kini tengah melakukan persiapan untuk melakukan impor beras. Menteri Perdagangan Rahmat Gobel beralasan, kondisi sekarang ini menyebabkan Indonesia diharuskan mengimpor beras. Saat ini kondisinya beras dikuasai pedagang yang tentukan harga. Sehingga menimbulkan perbedaan harga yang cukup jauh dengan harga yang ditentukan pemerintah.  

Editor: Eli Kamilah

  • Impor
  • Beras
  • Bulog
  • Penguatan
  • Pangan
  • Swasembada

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!