BERITA

Menkeu: Tak Boleh Terlena, Bersiap Hadapi Dampak Pandemi Jangka Panjang

""Pandemi Covid ini adalah suatu tantangan yang tidak memiliki timeline.""

Astri Septiani

Menkeu: Tak Boleh Terlena, Bersiap Hadapi Dampak Pandemi Jangka Panjang
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat di Komisi XI Kompleks DPR, Jakarta, Senin (15/3/2021). (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak)

KBR, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengingatkan agar Indonesia tidak terlena, dan bersiap hadapi kemungkinan pandemi lebih lama. 

Menurutnya, mutasi dari virus Covid-19 masih perlu diwaspadai. Oleh karena itu Indonesia harus mempersiapkan daya dukung lebih matang di bidang kesehatan.

"Artinya tahun 2021 dan bahkan 2022 kita harus tetap menyiapkan kemungkinan bahwa pandemi masih akan menimbulkan disrupsi dan bahkan akan menyebabkan korban jiwa bagi mereka yang terjangkit," kata Sri saat diskusi virtual "Sinergi Memulihkan Negeri", Senin (5/4/2021).

Sri Mulyani mengatakan, dibutuhkan reformasi di bidang kesehatan untuk mengantisipasi pandemi berlangsung dalam jangka lama. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan berkolaborasi. 

Menurut Sri Mulyani, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bersinergi dalam memperkuat fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan melaksanakan pencegahan juga penanganan dengan masif.

"Saya menyampaikan ini untuk memberikan gambaran supaya kita tidak terlena. Covid ini adalah suatu tantangan yang mereka tidak memiliki timeline. Artinya ketahanan kita untuk bisa terus menerus, betul-betul menjaga dari serangan Covid," kata Sri Mulyani.

Ia mengatakan penanganan Covid19 adalah tantangan yang berat bagi pemerintah. Apalagi kenaikan kasus di beberapa negara juga signifikan terjadi. Oleh karenanya, kata Sri Mulyani, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp172 triliun untuk penambahan di sektor kesehatan.

Optimistis

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto optimis perekonomian di Indonesia akan tumbuh signifikan ke angka 5,6 persen tahun ini. 

Hal itu dikatakan Airlangga saat menghadiri Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) secara virtual.

Airlangga mengatakan optimisnya muncul setelah grafik penambahan kasus baru Covid-19 melandai. Berdasarkan laporan harian satuan tugas, hingga Minggu (4/4/2021), tercatat kasus aktif sebanyak 116 ribu atau menurun tajam sebanyak 33,9 persen dibanding pada Februari lalu sebanyak 176 ribu kasus.

"Kita memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada dalam kisaran antara 4 persen sampai dengan 5,6 persen, seiring dengan penurunan kasus aktif dan tingkat kematian akibat covid-19," ucap Airlangga.

Ia juga optimistis, lantaran pemerintah selama pandemi ini telah banyak mengeluarkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk berbagai bidang.

Editor: Dwi Reinjani

  • SriMulyani
  • AirlanggaHartarto
  • COVID-19
  • KPCPEN
  • Perekonomian

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!