BERITA
WNI Disandera Abu Sayyaf, JK: Filipina Krisis Listrik
"Filipina bergantung pasokan batu bara untuk listrik dari Indonesia"
Ninik Yuniati
KBR, Jakarta- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut ekspor batu bara ke Filipina terhenti sejak aksi penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Kata dia, batu bara yang sedianya diekspor terpaksa ditumpuk di Tarakan dan Banjarmasin. Ini lantaran, puluhan kapal pengangkut atau tongkang tertahan di pelabuhan Filipina.
"Ada kurang
lebih 20 tongkang yang ada di pelabuhan Filipina yang tidak mau pulang.
Batu bara bertumpuk, di Tarakan, di Banjarmasin, untuk Filipina itu
tidak jalan. Jadi akibat di Filipina, kita juga kena, berarti tidak ada
penjualan" kata Jusuf Kalla di kantor Wapres, Kamis (21/4/2016)
Jusuf
Kalla menambahkan, akibat hal ini pasokan listrik di Filipina ikut
terhambat. Ini lantaran, Filipina bergantung pada impor batu bara dari
Indonesia untuk menghidupkan listrik.
"Sekarang
ini yang masalah itu Filipina, sekarang beberapa kota, menurut
laporannya, itu sudah byar pet itu listriknya, karena semua batu bara sumber listrik mereka. Sumbernya Indonesia" ujar JK.
Sementara terkait upaya pembebasan sandera WNI, pemerintah berharap ada solusi sebelum akhir bulan.
"Mudah-mudahan
ini ada jalan keluarnya, kita harapkan sebelum akhir bulan itu ada
solusi yang baik lah, dari pembicaraan-pembicaraan oleh instansi
Indonesia dengan aparat kita di sini, dengan aparat Filipina, lagi
intensif" ujarnya kembali.
Selain itu, menurut JK, juga
dibicarakan tentang strategi ke depan untuk mengamankan perairan
Filipina. Hal ini untuk menjamin keamanan kapal-kapal Indonesia yang
melintasi perairan tersebut.
"Bagaimana Filipina memberikan pengamanan kepada kapal-kapal yang lewat di perairan Filipina itu, bisa patroli bersama, bisa memberikan pengawalan kepada kapal-kapal kita, semua lagi dibicarakan," tutupnya.
Editor: Dimas Rizky
- wni disandera
- krisis listrik
- Filipina
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!