KBR68H, Jakarta - Pemerintah bersikeras membangun Jembatan Selat Sunda sebagai prioritas dalam Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan pembangunan Jembatan Selat Sunda dapat mengurangi meningkatnya volume ekonomi di wilayah Jawa dan Sumatera. Lukita meminta semua pihak agar bersabar terhadap penyelesaian pembangunan jembatan tersebut.
“Itulah salah satu antisipasi, karena pembagunan seperti ini tidak serta-merta hari ini perlu dibangun kemudian besok jadi. Membangunnya memang sangat panjang, nah itu kita melihat jangka panjangnya, kalau Indonesia memang kita inginkan tumbuh terus menerus dan tersebar di pulau-pulau khususnya Jawa dan Sumatera. Maka pelabuhan yang nanti memang harus diperbaiki ditambah kapasitasnya dan jalan inipun harus dibangun sama-sama, sehingga itu bisa menutupi peningkatan yang begitu besar,” kata Lukita di Bappenas (4/9).
Sebelumnya Asosiasi Pengusaha Logistik Indonesia (ALI) menilai pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak efisien menekan biaya logistik nasional saat ini. Mereka menilai anggaran pembangunan JSS sangat besar. Harusnya dengan dana sebesar itu, akan lebih efektif digunakan untuk perbaikan fasilitas pelabuhan di Indonesia. Proyek Jembatan Selat Sunda diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp 200 triliun.
Editor: Antonius Eko