NASIONAL

Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Indonesia Belum Cukup Dewasa

"Anton menyebut, segala persiapan yang terlanjur dilaksanakan untuk Piala Dunia U-20 dapat dijadikan investasi, semisal perbaikan stadion."

Hoirunnisa

U-20
Ilustrasi. FIFA. (Foto: antaranews/Reuters)

KBR, Jakarta - Kalangan pengamat menilai pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh federasi sepak bola dunia, FIFA, membuktikan jika negeri ini belum cukup dewasa memisahkan urusan sepak bola dengan politik secara jernih.

Menurut pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, di masa depan perlu ada kedewasaan semua pihak, terutama terkait gelaran sepak bola internasional untuk tidak mengaitkan olah raga dengan politik luar negeri apalagi agama.

"Kita semualah yang harus tanggung jawab, enggak ada person to person gitu loh. Kalau di media sosial banyak orang nyebut nama A, B, C, D. Kalau menurut saya, ya itu bagian dari dinamika masyarakat kita yang memang belum dewasa. Politisi juga belum dewasa, DPR belum dewasa, ormas-ormas termasuk Majelis Ulama Indonesia juga belum dewasa. Ya begitulah, akhirnya kita mengorbankan anak-anak pada akhirnya. Jadi biarlah, ini jadi pelajaran," ujar pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo kepada KBR, Kamis (30/3/2023).

Anton menyebut, segala persiapan yang terlanjur dilaksanakan untuk Piala Dunia U-20 dapat dijadikan investasi, semisal perbaikan stadion. "Hal tersebut juga bisa menjadi salah satu langkah perbaikan sarana dan prasarana sepak bola Indonesia," ujar pria yang biasa disapa Bung Joy itu.

Untuk selanjutnya, Anton memperkirakan, Indonesia akan mendapat sedikit kendala pada setiap kegiatan yang berhubungan dengan FIFA. Namun, untuk kegiatan di luar itu seperti SEA Games, diyakini tidak akan ada masalah.

"Kalau yang terkait FIFA dan IOC mungkin agak bermasalah, tetapi kalau yang terkait dengan NOC seperti SEA Games atau yang terkait dengan federasi langsung gitu, menurut saya tidak ada masalah. Tapi yang terkait dengan FIFA kemungkinan besar kita akan mendapatkan, mungkin sedikit hambatan," jelas Anton.

Baca juga:

- Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, PSSI: Bukan Karena Tragedi Kanjuruhan

- Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Shin Tae Yong Sakit Hati

Anton berharap, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir lebih serius lagi membenahi persepakbolaan Indonesia melalui "kekuatan" yang dimilikinya.

"Tapi jika Erick nantinya justru lebih fokus pada karir politiknya, maka barulah itu ada kemungkinan sepak bola Indonesia akan mengalami bencana," tuturnya.

Jangan Terlalu Lama Kecewa

Sementara itu, Pelaksana Tugas Menpora sekaligus Menko PMK Muhadjir Effendy mengajak semua penggemar sepak bola, jangan terlalu lama bersedih dan kecewa. Ajakan itu pasca-pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA.

"Siapa saja yang merasa ikut memiliki empati terhadap masalah ini termasuk para penggemar sepak bola, termasuk saya, jangan terlalu lama bersedih. Juga, jangan terlalu lama kecewa, masih banyak pekerjaan dan program untuk memperbaiki kinerja persepakbolaan kita ke depan. Dalam waktu dekat kita juga sudah harus menghadapi Sea Games, dan kita harus mempersiapkan tim sepak bola kita dengan sebaik-baiknya," ujar Menko PMK sekaligus Plt Menpora Muhadjir Effendy (30/3/2023).

Hampir senada, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga mengingatkan para punggawa Timnas "Garuda Nusantara", agar jangan merasa gagal hanya karena tidak jadi berlaga di ajang Piala Dunia U20.

Editor: Fadli

  • FIFA
  • Piala Dunia U-20
  • PSSI

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!