KBR, Jakarta- Jelang akhir pekan, bagaimana kalau jalan-jalan ke museum? Untuk Anda pecinta seni rupa, ada museum yang memamerkan sekitar 90 karya seni rupa modern Indonesia, dan juga dari seluruh dunia. Namanya Museum MACAN. Bukan macan beneran, tapi ini kepanjangan dari Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara.
Museum MACAN adalah museum pertama di Indonesia yang punya koleksi seni modern dan kontemporer berstandar internasional. Bisa dibilang, museum ini surganya seni rupa.
Saat KBR mengikuti touring bersama rekan-rekan media dan Tim Badan Ekonomi Kreatif Bekraf, Senin(26/2/2018) ada ragam lukisan seni kontemporer dan modern di pajangkan di sana. Gedungnya luas, lukisan dan instalasi tertata rapi. Ada yang dilukis di atas canvas, ada pula di atas kertas. Dan kertas tersebut sudah usang dimakan waktu, terlihat ada beberapa bagian kertas yang sudah robek.
Saat rombongan memasuki area museum, Communication Officer Museum MACAN, Nina Hidayat langsung mengarahkan kami dengan satu lukisan yang menggambarkan sosok pria muda dengan pakaian ala bangsawan zaman dahulu. Ia menjelaskan, lukisan itu potret diri Raden Saleh, seorang pelukis Indonesia beretnis Arab-Jawa yang mempionirkan seni modern Indonesia.
“Selama ini ada beberapa lukisan atau nama seniman yang kita cuma tahu atau dengar dari buku sejarah, misalnya Raden Saleh. Nah, di museum ini bisa langsung melihat wajah Raden Saleh. Untuk masyarakat yang bisa mengalami atau melihat karya-karya ini, itu sesuatu yang baru pernah ada di Indonesia,” jelas Nina.
Yang ditampilkan di museum yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini tidak hanya memajang lukisan lho, tapi juga menampilkan gaya kontemporer patung dan seni instalasi. Menurut Nina, tujuan didirikannya Museum MACAN ini, untuk membuka koleksi penting sejarah kepada masyarakat secara luas. Total nilai lukisan yang ada didalamnya, berkisar Rp 7 Trilliun.
“Museum ini berstandar internasional, tak cuma koleksinya yang penting, tapi juga cara presentasinya, dari bangunannya dan interiornya. Dalam waktu dekat, kita juga akan kolaborasi dengan beberapa seniman, dan hasil karyanya akan dipajangkan di museum,” ujarnya
Museum yang dibuka sejak November 2017 ini, bisa banget lho jadi alternatif sarana edukasi buat anak sekolah, seniman muda, dan para penikmat seni. Cukup dengan Rp 50 ribu dari Selasa hingga Minggi, pengunjung bisa menikmati 90 karya dari 70 seniman berbagai negara.
“Kita juga ingin membuat museum lebih dekat dengan publik, dengan menggelar program program publik secara rutin untuk anak dan dewasa, misalnya belajar menggambar dan city tour setiap hari,” tambahnya.
Editor: Rony Sitanggang