BERITA

Kereta Ringan LRT, Ini Penyebab Debat Ahok dan Jonan

""Senin harus balik lagi, karena minggu depan harus putus. Senin sudah bisa tahu. Tadi Pak Jonan juga enggak bawa hitungannya. Kita harus membandingkan apple to apple.""

Dian Kurniati

Kereta Ringan LRT, Ini Penyebab Debat Ahok dan Jonan
Gubernur Jakarta basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Foto: Antara)

KBR, Jakarta– Pemerintah akan memutuskan nasib pembangunan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) pada Senin pekan depan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, perdebatan kelanjutan proyek itu terkait harga.

Ahok menginginkan pembangunan menggunakan standar internasional yang konsekuensinya berbiaya mahal, sedangkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menggunakan standar lokal agar berbiaya murah.

“Ini kita berdebat tadi. Mau ikut yang mana. Kalau mau buru-buru mau murah pakai yang mana? yang umum kan ada. Tapi dari pihak Menhub menganggap yang proyek LRT lebih murah. Kita tanya apa pertamanya aja yang murah, habis itu kita kerjain,” kata Gubernur Ahok di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (04/01/16). 

Ahok melanjutkan, "Senin harus balik lagi, karena minggu depan harus putus. Senin sudah bisa tahu. Tadi Pak Jonan juga enggak bawa hitungannya. Kita harus membandingkan apple to apple."

Ahok mengatakan, Menko Perekonomian Darmin Nasution meminta peserta rapat membandingkan standar harga dalam pembangunan LRT. Selain itu, skema pembiayaan proyek juga harus ditimbang, jangan sampai pembayaran di awal murah, tetapi di belakang menjadi mahal.


Hari ini, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengundang Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Gubernur Ahok untuk rapat koordinasi membicarakan proyek LRT Jabodetabek. Proyek LRT itu dikebut agar bisa beroperasi saat perhelatan Asian Games pada 2018.


Editor: Rony Sitanggang

  • LRT
  • kereta ringan cepat
  • Ahok
  • Ignasius Jonan
  • Asian Games 2018
  • harga LRT

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!