BERITA

Dukung Deradikalisasi, NU Bakal Bina WNI Bekas Pejuang ISIS

"Ormas Islam Nahdlatul Ulama bakal membina WNI bekas pejuang ISIS yang pulang dari Suriah. Dari 700-an WNI yang menjadi anggota ISIS di Suriah, baru sekitar 50 orang yang kembali ke tanah air."

Ninik Yuniati

Dukung Deradikalisasi, NU Bakal Bina WNI Bekas Pejuang ISIS
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (kanan) berdampingan dengan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto (kiri) menyampaikan materi pada Seminar Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (1/3). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - Ormas Islam Nahdlatul Ulama bakal membina WNI bekas pejuang ISIS yang pulang dari Suriah. Ketua PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, akan mengumpulkan bekas anggota ISIS tersebut dan memberikan bimbingan. Dalam menjalankan program ini, NU bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Sepulangnya teman, saudara kita yang pergi ke Suriah, Irak, terutama Suriah, NU diminta bersama-sama BNPT melakukan deradikalisasi terhadap alumni ISIS," kata Said di kompleks Istana, Kamis (31/3/2016).


Said Aqil Siradj menyebutkan, dari 700an WNI yang menjadi anggota ISIS di Suriah, baru sekitar 50 orang yang kembali ke tanah air. "Ada 50-an yang pulang, yang mati juga sudah banyak, yang belum pulang sekitar 600an," ujar Said.


Dikatakan Said, program ini merupakan bentuk dukungan NU kepada pemerintah dalam melakukan deradikalisasi.


"Saya jamin tidak ada satupun santri, pelajar, mahasiswa NU terprovokasi atau simpati pada gerakan teror. Mencintai tanah air bagian dari iman, ini Timur Tengah nggak ada. Itu jargonnya Hasyim Ashari pendiri NU, hanya NU yang punya dalil itu," tutur dia.

Editor: Nurika Manan

  • Deradikalisasi Teroris
  • ISIS
  • PBNU
  • Ketua Umum PBNU
  • Said Aqiel Siradj

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!