BERITA

Blokir Situs LGBT, Arus Pelangi: Lihat Dulu Isinya, Jangan Langsung Curiga

""Kalau ada yang melanggar hukum, mau itu homoseksual atau heteroseksual, kami akan dukung penegakan hukum.""

Rio Tuasikal

Blokir Situs LGBT, Arus Pelangi: Lihat Dulu Isinya, Jangan Langsung Curiga
Diskusi LGBT di Jakarta. Foto: KBR

KBR, Jakarta - Organisasi LGBT, Arus Pelangi, menuntut penjelasan pemerintah yang akan memblokir empat situs organisasi LGBT.

Ketua Arus Pelangi, Yuli Rustinawati, mengatakan pemerintah harus memiliki kajian konten yang kuat sebelum menutup situs tersebut. Kata dia, pemerintah tidak bisa menutup situs berdasarkan suka atau tidak suka.


"Mereka bilang coba tutup saja website-nya, tanpa mereka melihat isi website itu apa. Mengandung pornografi nggak?" ungkapnya kepada KBR, Senin, 7/3/2016.


Yuli menambahkan, situsnya tidak menampilkan pornografi seperti yang dituduhkan pemerintah. Dalam situs aruspelangi.org, pihaknya menyajikan konten pendidikan keberagaman seksualitas dan advokasi kebijakan berbasis HAM.


"Maksudku harus ada analisa yang panjang, kemudian bisa dibilang berbahaya dalam kategori pornografi. Mungkin jangan-jangan dia belum pernah lihat website-nya juga. Mungkin dia langsung curiga," jelasnya.


Dia menegaskan, pihaknya juga menentang pornografi anak, baik itu dilakukan oleh homoseksual atau pun heteroseksual.


"Kalau ada yang melanggar hukum, mau itu homoseksual atau heteroseksual, kami akan dukung penegakan hukum," tegasnya.


Sebelumnya, Komisi Informatika DPR meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir situs komunitas LGBT. Perlindungan Anak Indonesia juga meminta hal serupa. Kemenkominfo mengaku masih mengkaji konten situs itu.



Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • LGBT
  • Arus Pelangi
  • tutup website lgbt
  • Yuli Rustinawati

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!