BERITA

Baku Tembak Polisi VS TNI, Panglima: Salah Paham

""Sama-sama mengeluarkan pistol akhirnya dia bidik. Baru ngomong, saya polisi, saya juga tentara, ya salah paham kan begitu. "

Randyka Afriadi

Baku Tembak Polisi VS TNI, Panglima: Salah Paham
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (foto: Antara).

KBR, Jakarta- Baku tembak antara anggota polisi dan   anggota TNI Angkatan Laut di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah kesalahpahaman. Panglima TNI Gatot Nurmantyo memastikan, kejadian itu murni salah paham.

"Kemarin ada kesalahpahaman," Ujarnya.

Gatot Nurmantyo menjelaskan saat itu anggotanya tengah dalam perjalanan pulang.


"Yang satu prajurit saya Kapten Eko adalah Anggota Den Intel Armada Barat, markasnya kan di Cilangkap. Mau pulang mampir ke warung kopilah gitu. Pada sekitar jam 18.00 lagi, mobilnya digedor. Kan begitu digedor dia turun. Begitu lihat bersenjata ya dia menghindar dulu, kan gitu." Kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo di Lanud Halim Perdana Kusuma, Kamis (03/02/2016). 

Gatot melanjutkan, "sama-sama mengeluarkan pistol akhirnya dia bidik, tembak kakinya kan begitu. Baru ngomong, saya polisi, saya juga tentara, ya salah paham kan begitu.  Akhirnya letakkan senjata, sama-sama letakkan senjata, ya korbannya diangkut dibawa ke rumah sakit."

Saat itu sejumlah polisi dari Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Jakarta Timur sedang beroperasi. Mereka tidak mengenakan seragam atau berseragam preman sehingga tidak dikenali oleh Anggota TNI Eko Mardiyanto.


Meski demikian Gatot Nurmantyo menegaskan, anggotanya tidak terlibat kasus narkoba.

"Nggak ada, kalo ada penggrebekan diperiksa pasti ada narkobanya, begitu." Ujarnya.

Seorang polisi bernama Seno Adji menjadi korban dalam baku tembak tersebut. Dia terkena tembakan di bagian kakinya. 

  • baku tembak
  • TNI vs Polisi
  • Gatot Nurmantyo
  • narkoba

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!