BERITA

Ahok Analogikan Proyek MRT Seperti Mengurus Bayi

"Menurut Ahok, tak mungkin MRT dapat beroperasi tepat saat perhelatan Asian Games 2018."

Dian Kurniati

Ahok Analogikan Proyek MRT Seperti Mengurus Bayi
Proyek pengerjaan MRT. (Foto: Jakarta.go.id)

KBR, Jakarta – Pemerintah Provinsi Jakarta menegaskan bakal melakukan pengawasan ekstra terhadap pelaksanaan proyek Mass Rapid Transit (MRT). Keberlanjutan proyek ini, kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Poernama, tak bisa sepenuhnya diserahkan ke konsultan dan kontraktor. Dia bahkan mengumpamakan, mengurus proyek ini serupa dengan mengurus bayi.

“Kalau kamu punya bayi suami istri, terus mengangkat baby sitter, baby sitter-nya terus bikin anak Anda mati. Terus anda cuma jawab ke saya: Nggak papa, baby sitternya sudah saya penjarain, sudah kami suruh ganti. Tapi anakmu sudah mati. Makanya, proyek itu harus diawasi seperti bayi. Makanya kenapa saya angkat anda jadi direksi, komisaris semua? Ya untuk pelototin. Kalau saya yang pelototin, sini gajinya ke saya,” kata Ahok di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (24/03/16).


Ahok mengatakan, komisaris proyek MRT pernah membuat kesalahan lantaran lalai mengawasi kontraktor proyek asal Jepang. Saat itu, kontraktor salah mencetak 57 box girder atau konstruksi baja/beton. Ini menunjukkan ketakbecusan Direksi MRT mengawasi jalannya proyek. Meski setelahnya, kontraktor menerima sanksi denda Rp. 1,8 triliun, namun proyek ini sudah terlanjur mangkrak nyaris 2 tahun. Sehingga, menurut Ahok, tak mungkin MRT dapat beroperasi tepat saat perhelatan Asian Games 2018.


Saat ini, proyek MRT masih pada tahap pengeboran bawah tanah sejak 21 September 2015. Pengeboran itu rencananya akan rampung pada Desember 2016. Awalnya, proyek ini ditargetkan rampung sebelum Asian Games 2018. Namun, kini Ahok memastikan proyek tersebut takkan mencapai target.

Editor: Nurika Manan

  • proyek MRT
  • gubernur DKI
  • gubernur jakarta Ahok

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!