BERITA

Jokowi Terima Surat Kepercayaan Diplomatik Australia

"Tetap negara sahabat. "

Aisyah Khairunissa

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menlu Retno LP Marsudi (kiri) menjawab pertanyaan wart
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menlu Retno LP Marsudi (kiri) menjawab pertanyaan wartawan seusai menerima surat mandat (credential letter) dari enam duta besar di Istana Merdeka, Komple

KBR, Jakarta – Presiden Joko Widodo menerima surat kepercayaan diplomatik (credential) dari enam negara sahabat, termasuk Australia. 

Kata Jokowi, meski hubungan dengan negara kangguru tersebut sedang memanas karena hukuman mati, ia tetap menganggap Australia sebagai sahabat. 

“Tadi disampaikan bahwa Indonesia dan Australia tetangga dan sahabat yang sangat baik. Dan tadi saya sampaikan jangan sampai terganggu oleh masalah-masalah yang saya kira sudah tahu semua,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (19/3).

Jokowi menambahkan, ia juga sempat berbincang dengan enam duta besar negara sahabat tersebut mengenai situasi ekonomi di negara masing-masing. Misalnya upaya membuka kerja sama di bidang geotermal oleh Selandia Baru yang dianggap ahli di bidang tersebut.

Berikut enam duta besar yang surat kepercayannya diterima Presiden Jokowi, Kamis (19/3):

1. Dr. Trevor Donald Matheson, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Selandia Baru
2. Judit Nementh-Pach, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Hongaria
3. Paul John Grigson, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Australia
4. Maria Lumen Banzon Isleta, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Filipina
5. Valiollah Mohammadi Nasrabadi, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Republik Islam Iran
6. Victor Luis NG Chan, Duta Besar Luas Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Panama

Editor: Anto Sidharta 

  • Jokowi
  • Australia
  • duta besar

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!