Article Image

NASIONAL

Waspadai Investasi Bodong Berkedok Robot Trading

KBR, Jakarta- Pandemi dan disrupsi teknologi memicu lonjakan investor retail di pasar saham maupun komoditas seperti forex dan kripto. Namun, akselerasi kuantitas tak dibarengi kualitas literasi finansial, sehingga muncullah fenomena Fear of Missing Out (FOMO). Celah ini jadi makanan empuk untuk skema penipuan berkedok robot trading.

Salah satu yang jadi perbincangan adalah kasus Robot trading Viral Blast merugikan sekitar 12.000 anggotanya. Modusnya dengan memasarkan e-book untuk trading bernama Viral Blast kepada para anggota. 

Mereka diiming-imingi imbal hasil tetap, yang sebenarnya berasal dari uang yang disetor anggota itu sendiri. Total kerugian mencapai Rp1,2 triliun. Kasus ini diproses hukum. 

Baca juga: Dilema Pinjaman Online, Dimaki tapi Diminati

Tangkapan layar web Viral Blast, penipu robot trading dengan modus jualan e-book.

Tak bisa dipungkiri maraknya penipuan robot trading karena masih kurangnya literasi soal penggunaan trading bot.

Dosen UNIKA Atmajaya Stevanus Pangestu menjelaskan trading bot merupakan perangkat lunak yang memberikan saran dan pilihan-pilihan instrumen investasi yang mempermudah penggunanya

“Dia itu bukan robot beneran kayak di film-film, itu sebenarnya software bisa mengotomasi proses investasi. Dia mengeliminasi aspek manusia yang bias, emosional, dan terbatas. Manusia tidak bisa kerja 24 jam, sedangkan robot bisa terus beroperasi,” jelas pria yang akrab dipanggil Pang ini.

Penggunaan robot trading di transaksi forex tidak dilarang, bahkan software ini sudah digunakan sejak tahun 2000-an. Tetapi aplikasi robot trading masih ilegal di Indonesia. 

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) masih menyiapkan aturan terkait legalitasnya. Celah inilah yang dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan.

Baca juga: Kelola Paylater Anti Kalap-Kalap Club

Kementerian Perdagangan larang robot trading ilegal beroperasi. (Dok: Instagram BAPPEBTI)

Asuransi Kesehatan, Cermati sebelum BeliMeski ilegal, kenapa banyak orang tertarik menggunakan robot trading? Menurut Pang, trading bot memungkinkan penggunanya tak perlu mengawasi pergerakan pasar tiap saat. 

“Dia memberikan convenience. Pada dasarnya manusia tujuannya menjadi makmur, menciptakan banyak uang tanpa bekerja, dan robot memungkinkan itu,” kata mahasiswa doktoral di Universitas Corvinus Budapest, Hungaria ini.

Kenyataannya, robot trading tak selalu mendatangkan cuan. Penggunaannya harus dibarengi dengan strategi yang matang.

“Kita ga sendirian, robot itu ada banyak. Robot-robot ini punya pikirannya sendiri. Jadi artinya apa? Ya ada psikologinya juga di balik robot itu,” katanya.

Sebelum memakai robot trading, masyarakat perlu memastikan legalitasnya. Pasalnya, ada potensi kebocoran data.

“Data protection, cyber security, kita ga tahu kan. Apakah betul broker ini punya izin ga dia untuk untuk berbisnis. Jadi itu yang harus betul-betul diperhatikan,” ujar Pang.

Baca juga: Asuransi Kesehatan, Cermati sebelum Beli

Dosen UNIKA Atmajaya Stevanus Pangestu. (Dok: pribadi)

Pengguna juga harus kritis, jangan langsung tergiur dengan iming-iming imbal hasil fantastis.

Meski menyediakan kemudahan bagi penggunanya, menurut Pang, dampak penggunaan trading bot tidak akan terlalu signifikan.

“Saya pikir dia itu hanya mengotomasi, tetapi pada akhirnya ga ada yang akan mengalahkan otak kita. Robot itu hanya akan melengkapi saja, kelebihannya itu kita ga perlu mantengin, monitor terus-menerus,” pungkasnya.

Dengarkan obrolan selengkapnya di episode Uang Bicara Waspadai Investasi Bodong Berkedok Robot Trading bersama Dosen Fakultas Ekonomi UNIKA Atmajaya Stevanus Pangestu di KBRPrime, Spotify, Google Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.