NASIONAL

Kunjungan Wisatawan Asal Tiongkok, Ancaman COVID-19 Mengintai

"Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menargetkan tahun ini kunjungan wisatawan Tiongkok bisa mencapai lebih dari 255 ribu orang."

Muthia Kusuma Wardani

COVID-19
Wisatawan asal Tiongkok tiba di Terminal Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Minggu (22/1/2023). (Foto: ANTARA/Fikri Yusuf)

KBR, Jakarta - Pemerintah menggelar karpet merah bagi wisatawan Tiongkok yang merupakan salah satu negara pasar terbesar untuk pariwisata Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menargetkan tahun ini kunjungan wisatawan Tiongkok bisa mencapai lebih dari 255 ribu orang. Kunjungan wisata itu diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan memperluas lapangan pekerjaan.

“Kita Tidak mungkin memungkiri bahwa dari target 7,4 juta kunjungan wisman di tahun 2023 akan juga mengandalkan wisatawan Tiongkok. Selain daripada Bali, Manado dan lima destinasi super prioritas ini juga menjadi favorit dari wisatawan dari Tiongkok. Ini baru awal dan kita harus pastikan selain Bali yang sudah menjadi top of mind kita juga punya tugas untuk mengawal Bali and beyond,” ucap Sandiaga dalam acara weekly brief with Sandi Uno pada Selasa, (24/01/2023).

Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menegaskan akan menerapkan disiplin protokol kesehatan COVID-19 bagi turis asing. Meski begitu, ia mengatakan tidak perlu ada penambahan pengecekan protokol kesehatan berlebih terhadap turis dari Tiongkok karena sudah sesuai standar Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19.

Pemerintah memang tengah giat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan asing, terutama Tiongkok, pascapencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Di sisi lain, Tiongkok kini juga membuat kebijakan melonggarkan mobilitas. Pemerintah Tiongkok hanya mewajibkan para pelancong menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 tanpa adanya karantina kesehatan. Hal itu dilakukan pemerintah Tiongkok untuk pemulihan ekonomi pada perayaan Imlek 2023. Meski di negara itu terjadi tsunami COVID-19 dengan jumlah kematian mencapai hampir 13 ribu dalam sepekan.

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kedatangan wisatawan Tiongkok dapat memicu lonjakan kasus korona di dalam negeri. Presiden bahkan menegaskan tidak ada penerapan pembatasan saat wisatawan China itu membanjiri destinasi wisata di Indonesia pada Februari mendatang.

“Kita membuka untuk turis semua negara tanpa kecuali termasuk dari China, dari Tiongkok, silakan. Saya melihat di awal bulan Februari akan berbondong-bondong turis dari Tiongkok akan masuk ke Manado masuk ke Sulawesi Utara,” ucap Presiden Jokowi saat mengunjungi Bunaken, Sulawesi Utara, Jumat, (20/01/2023).

Presiden Joko Widodo mengatakan, wisatawan Tiongkok juga tidak diwajibkan untuk melakukan karantina kesehatan.

Baca juga:

Penyebab lonjakan COVID-19

Dalam penjelasan berbeda, Kementerian Kesehatan menegaskan penyebab lonjakan kasus COVID-19 adalah adanya virus COVID-19 varian baru, bukan mobilitas masyarakat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan berdasarkan hasil sero survei pada Juni-Juli 2022, kadar antibodi populasi di tanah air sudah mencapai lebih 98 persen. Hasil itu kemudian menjadi dasar pemerintah untuk mencabut PPKM sehingga mobilitas dan kegiatan masyarakat tidak lagi dibatasi karena COVID-19.

"Atau sistem pertahanan rakyat kita tinggi sekali, dari 87% naik ke 98% dan titer antibodinya atau kualitas pertahanannya naik dari 400 unit per ML menjadi Rp2.000. Ini yang membuat pada saat kemarin bulan Juli-Agustus lebaran ini dibuka, bapak presiden nanya saya bilang dibuka saja, pak. Karena memang sudah secara saintifik terbukti penyebab dari lonjakan bukan mobilitas tapi adalah varian baru dan berapa kuat daya tahan masyarakat," ucap Menteri Budi dalam rapat kerja dengan Komisi Kesehatan DPR, Selasa, (24/01/2023).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap ketahanan populasi saat ini dapat menekan lonjakan kasus korona jika ada varian baru COVID-19 di tanah air.

Meski begitu, DPR meminta pemerintah tetap menerapkan protokol kesehatan terhadap setiap wisatawan mancanegara termasuk Tiongkok.

Anggota Komisi Kesehatan DPR, Irma Suryani Chaniago meminta pemerintah melakukan pengetesan kesehatan pada turis yang tiba tanah air. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi indikasi manipulasi data kesehatan dan mencegah kembali merebaknya COVID-19 di Indonesia.

“Kalau memang antigen itu kemudian diperiksa dia tidak positif ya saya kira tidak masalah, tapi kalau yang positif memang harus segera tetap tidak boleh keluar dari bandara sampai dengan dia kemudian dikarantina sampai kemudian dia negatif baru boleh keluar dari bandara. Saya kira itu masih ada harus dilakukan,” tegas Irma dikutip dari YouTube DPR RI, Rabu, (11/01/2023).

Desakan serupa juga disampaikan oleh kalangan epidemiolog. Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya Laura Navika Yamani mengatakan, pemerintah harus menjamin para wisatawan itu dalam keadaan sehat dan tidak membawa virus COVID-19 ke Indonesia.

“Minimal kita bisa memantau atau memonitor panas tubuh atau misalkan seseorang itu dengan demam atau tidak. kemudian juga protokol kesehatan saya rasa itu juga menjadi kunci ya. Jadi kalau bisa di tempat-tempat seperti di bandara dan yang lainnya itu ya harus diberlakukan ya,” ucap Laura kepada KBR, Senin, (23/01/2023).

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • Wisatawan Mancanegara
  • Kunjungan Wisatawan
  • wisatawan Tiongkok
  • Bali
  • Manado

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!