NASIONAL

Perpanjangan PPKM, Epidemiolog: Tegas dan Serius

""Pembatasan sosialnya kurang ketat. Harus dilakukan pembatasan sosial yang serius bukan bohong-bohongan begitu.""

Astri Septiani

Perpanjangan PPKM, Epidemiolog: Tegas dan Serius
Ilustrasi: Tes cepat antigen COVID-19 terhadap pelanggar PPKM di Denpasar, Bali, Senin (18/1/2021) malam. (Antara/Fikri Yusuf)

KBR, Jakarta-  Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus dilakukan dengan ketat dan serius. Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan,  kebijakan itu belum menurunkan angka kasus covid-19 lantaran tidak dilakukan dengan ketat.

"Kalau di Inggris meningkat sedikit, lockdown. Di Jerman lockdown. Malaysia juga meningkat lagi sedikit, lockdown dia mau benar-benar menurunkan kasusnya di negaranya. Di Indonesia PSBB dari dulu sampai sekarang enggak pernah berhasil. Jadi pembatasan sosialnya kurang ketat. Harus dilakukan pembatasan sosial yang serius bukan bohong-bohongan begitu. Atau becandaan atau kurang serius. Bahasa benarnya kurang serius. Pembatasan sosialnya gak serius. Kalau di luar negeri lockdown benar-benar pembatasan sosial, off kecuali yang penting," kata Miko kepada KBR,  Kamis (21/1/21).

Dia mencontohkan aturan bekerja dari rumah yang tidak konsisten dilaksanakan. 

"Work from home 75 persen buktinya macem macem. Ada yang 75 ada yang 50. Yang 25 gak jalan semua. Harusnya seperti di luar negeri masyarakat mengerti. Ini masyarakatnya gak pada mau mengerti. Work from home 75 persen tapi ternyata berjalan penuh. Apa yang terjadi? Begitupun penularan covid ya tinggi. Jadi menurut saya siapa yang salah? Masyarakat atau pemerintah? Dua duanya salah. Pemerintah gak tegas. Masyarakat bandel," ujar dia. 

Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mememinta pemerintah tegas.

"Pemerintahnya harus ngomong jelas dan tegas. Jangan gak tegas sih. Jadi begini lah. 3T adalah bagian penanggulangan. Tracking dan isolasi penting, isolasi karantina dan PSBB. PSBB kalau sudah wabah begini gak ada tawar menawar PSBB sedang gitu. Jangan tawar tawar lagi kalo tawar menawar ya kayak gini jadinya," tambahnya," imbaunya.


Dia melanjutkan, "Semua upaya dilakukan ya. Satu upaya promosi kesehatan atau edukasi ke masyarakat dari lini bawah RT RW sampai provinsi lewat media apapun dan sebanyak mungkin. Kemudian setelah edukasi lakukan pendekatan apapun sebagai pendekatan legal pendekatan edukasi, partisipatif ya lakukan semua. Kalau legal ya harus dengan peraturan yang betul. Kalo gak tepat ya susah dilaksanakan."


 Editor: Rony Sitanggang


(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)

 

  • #pakaimasker
  • #satgascovid19
  • #3T
  • #cucitanganpakaisabun
  • #jagajarak
  • #IngatPesanIbu
  • #cucitangan
  • #vaksinasicovid-19
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #3M
  • #KBRLawanCovid19
  • COVID-19
  • #jagajarakhindarikerumunan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!