BERITA

Jokowi Geram, Subsidi Pupuk Ratusan Triliun Tapi Hasil Pertanian Tetap Rendah

""Selama 10 tahun sudah berapa triliun? Kalau 10 tahun sudah Rp330 triliun. Bapak ibu dan saudara sekalian, angka itu besar sekali artinya. Tolong ini dievaluasi ini ada yang salah.""

Dwi Reinjani

Jokowi Geram, Subsidi Pupuk Ratusan Triliun Tapi Hasil Pertanian Tetap Rendah
Presiden Joko Widodo. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo geram saat membahas subsidi pupuk yang cukup tinggi tiap tahun namun tidak membuahkan hasil yang maksimal.

Ia mengatakan setiap tahun tidak kurang Rp30 triliun dana pemerintah digelontorkan untuk subsidi pupuk, tapi sampai saat ini hasil pertanian masih rendah. Bahkan, beberapa komoditas cenderung masih mengandalkan impor.

Oleh karena itu Jokowi meminta ada evaluasi menyeluruh terkait subsidi pupuk bagi petani.

“Berapa puluh tahun kita subsidi pupuk, setahun berapa subsidi pupuk? Rp30-an triliun. Berapa Bu Menteri Keuangan? Seingat saya Rp33 triliun setiap tahun. Return apa beli pupuk itu, kembaliannya kita apa? Apakah produksi melompat naik Rp33 triliun? Kembaliannya apa? Lima tahun berapa berarti? Selama 10 tahun sudah berapa triliun? Kalau 10 tahun sudah Rp330 triliun. Bapak ibu dan saudara sekalian, angka itu besar sekali artinya. Tolong ini dievaluasi ini ada yang salah," kata Jokowi dalam rapat kerja nasional pembangunan pertanian, di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Menurut Jokowi, rendahnya produksi pertanian di Indonesia saling bertautan antara kekurangan lahan, bibit hingga pupuk. Sehingga pembenahan secara menyeluruh harus dilakukan agar mendapat hasil yang maksimal dan saling menguntungkan.

Pada 2018, pemerintah menggelontorkan dana Rp28,5 triliun untuk subsidi pupuk, dan meningkat pada tahun 2019 menjadi Rp29 triliun. Kebutuhan subsidi pupuk terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan anggaran untuk tahun 2020 yang ditetapkan hanya sebesar Rp29,7 triliun, namun mendapat tambahan subsidi lain di tahun ini.

Editor: Agus Luqman

  • subsidi pupuk
  • pertanian
  • Jokowi
  • Kedelai Impor
  • impor pertanian

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!