BERITA
Suap Garuda, KPK Sita Dokumen dari 5 Lokasi
""Terkadang dalam proses penyidikan tidak secara logis kausalitas bahwa di satu lokasi tertentu ada hanya satu dokumen soal perusahaan tertentu.""
Ria Apriyani, Dian Kurniati
KBR, Jakarta- KPK menggeledah lima lokasi terkait suap pembelian pesawat garuda. Tempat yang diperiksa yakni kediaman Emirsyah dan Soetikno,
serta kantor salah satu perusahaan Soetikno yakni PT MRA. MRA
merupakan induk perusahaan yang memegang linsensi beberapa produk media
seperti majalah Cosmo, Hard Rock Radio, dan I Radio.
Hingga saat ini, KPK belum mengungkap alasan mengapa Wisma MRA menjadi salah satu tempat yang digeledah.
"Terkadang dalam proses penyidikan tidak secara logis kausalitas bahwa
di satu lokasi tertentu ada hanya satu dokumen soal perusahaan tertentu.
Bisa jadi informasi tentang orang lain berada di lokasi lain," kata Juru bicara KPK Febri Diansyah, Jumat (20/01) .
Dari beberapa lokasi KPK menyita sejumlah dokumen kepemilikan aset dan
transaksi perbankan terkait dugaan suap yang melibatkan bekas Direktur
Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Juru bicara KPK Febri Diansyah
mengatakan dokumen-dokumen itu disita dari lima tempat yang digeledah
para penyidik kemarin.
"Sejumlah dokumen terkait dengan data perusahaan di Singapura, data
kepemilikan aset, data perbankan, dan barang elektronik yang relevan
dengan proses penyidikan ini. Di sana ada informasi-informasi tentang
data perusahaan, termasuk kepemilikan aset, dan data perbankan," ujar
Febri di Gedung KPK Jakarta, Jumat (20/1).
Sebelumnya KPK telah menyebut bahwa Emirsyah menerima suap dengan nilai
setara US$ 2 juta dalam bentuk barang dan uang Rp 20 miliar dalam bentuk
dollar Amerika dan Euro. Suap itu diberikan dari perusahaan Rolls Royce
dengan perantara Soetikno Soedarjo untuk pengadaan pesawat dan mesin
pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls Royce. Dalam kurun waktu 9 tahun
sejak tahun 2005, Garuda Indonesia membeli 50 pesawat Airbus 330.
Aliran dana ke rekening Emirsyah diberikan menggunakan jasa perbankan di
Singapura. Febri menyebut pemberiannya dilakukan beberapa kali ke
beberapa rekening.
KPK saat ini tengah mendalami adanya aliran dana ke pihak lain selain
Emirsyah. Kemarin, KPK sudah menggeledah 5 lokasi yakni kediaman
Emirsyah, kediaman Soetikno di Cilandak, kantor Soetikno yakni PT MRA,
dan dua rumah lain di kawasan Jatipadang serta Bintaro.
Pencegahan
KPK juga telah mengajukan pencegahan keluar
negeri bagi 3 saksi dan 2 orang tersangka. Ketiga saksi yang dicegah
tersebut atas nama Hadinoto Sutikno, Agus Wahjudo, dan Seliwati Raharja.
"Saksi yang dicegah saat ini tentu saja saksi yang kami pandang
keterangannya penting. Dalam berbagai kapasitasnya dibutuhkan
keterangannya dalam proses penyelidikan." Ujar Juru bicara KPK Febri Diansyah.
Hadinoto Soedigno merupakan bekas Direktur Teknik Garuda Indonesia.
Akhir Desember kemarin dia juga mundur sebagai CEO Citilink setelah
maskapai tersebut tersandung kasus pilot yang mabuk.
Saksi kedua yang dicegah adalah Agus Wahjudo. Tahun 2012, dia merupakan Executive Project Manager Garuda Indonesia. Sementara itu tidak ditemukan informasi apapun mengenai Seliwati Rahardja.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Emirsyah Satar sebagai tersangka penerima suap dari produsen mesin jet dari Inggris, Rolls Royce PLC. Emir telah menerima suap hingga Rp 20 miliar dan dalam bentuk barang USD 2 juta. Suap itu terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls Royce. Adapun dalam kurun 2005 sampai 2014, Garuda Indonesia membeli 50 pesawat Airbus 330.
Perusahaan Connaught International Pte Ltd diketahui menjadi konsultan Airbus S.A.S dan Rolls Royce. Hasil temuan KPK, Connaught International milik Soetikno Soedarjo merupakan perantara suap dalam kasus yang melibatkan bekas Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar.
Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan perusahaan milik Soetikno itu terdaftar sebagai konsultan bisnis keduanya di Indonesia.
"Posisi SS yang dalam kasus ini berada dalam posisi beneficial owner dari Connaught International Pte Ltd. Posisinya adalah karena perusahaan ini memiliki hubungan dengan perusahaan Airbus S.A.S dan Rolls Royce sebagai konsultan dalam bisnis penjualan pesawat dan mesin pesawat di Indonesia," kata Febri, Jumat (20/1).
Connaught International berbasis di Singapura. Perusahaan ini terdaftar di Singapura sejak 25 Oktober 2008. Connaught International bergerak khusus di bidang jasa konsultan manajemen dan bisnis.
KPK menyebut Emirsyah menerima uang sebesar Rp 20 miliar dalam bentuk dollar Amerika dan Euro, serta barang lain senilai US$ 20 juta. Uang tersebut diberikan melalui jasa perbankan di Singapura dalam beberapa transaksi ke beberapa rekening.
Hingga saat ini, KPK masih mendalami kemungkinan dana tersebut mengalir ke beberapa pihak lain. Febri mengatakan KPK belum mendalami kemungkinan adanya tindak pidana pencucian uang dalam kasus ini. Menurutnya, KPK masih fokus mendalami unsur penyuapannya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno
menyatakan kasus suap yang menjerat bekas Direktur Utama PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk, periode 2005 sampai 2014, Emirsyah Satar tak
sampai mempengaruhi perusahaan tersebut. Rini mengatakan kasus itu hanya
menjerat Emir secara perorangan.
Rini menyerahkan proses hukum itu sepenuhnya kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
"Tapi ini kan semua akhirnya semua ke perorangan kalau Garuda-nya
sendiri tentunya ini ada Pak Deputi yang bertanggung jawab untuk Garuda
sebagai perubahan publik, tentunya good corporate governance," kata Rini
di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat
(20/01/17).
Rini mengatakan, proses hukum Emir tak sampai menganggu bisnis PT.
Garuda Indonesia. Kata dia, kementeriannya juga sudah meminta Deputi
Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN Gatot Trihargo untuk menjaga iklim
bisnis PT. Garuda Indonesia.
Editor: Rony Sitanggang
- suap roll royce
- eks dirut garuda emirsyah satar
- Juru Bicara KPK Febri Diansyah
- Menteri BUMN Rini Soemarno
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!