INTERMEZZO

Siasati Lahan Minim dengan Hidroponik

"Lahan yang sempit banyak ditemui di perkotaan atau perumahan-perumahan. Mengingat banyaknya atau padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan, jadi wajar saja kalau hanya sedikit lahan yang dipakai untuk bercocok tanam."

Green Radio

Siasati Lahan Minim dengan Hidroponik
Hidroponik

KBR68H, Jakarta - Lahan yang sempit banyak ditemui di perkotaan atau perumahan-perumahan. Mengingat banyaknya atau padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan, jadi wajar saja kalau hanya sedikit lahan yang dipakai untuk bercocok tanam.

Namun, hobi menanam dengan laham yang minim masih tetap bisa dilakukan. Salah satunya dengan metode tanam Hidroponik

Hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan media non tanah dan lebih mengandalkan hidro atau air. Sedangkan untuk menahan tubuh batang, umumnya digunakan media substrat, seperti arang sekam, pasir, batu kerikil, gambut, serbuk gergaji, ataupun zeolit. Dengan media ini, tanaman dapat ditegakkan dalam pot dan diletakkan di lahan yang tersedia.

Menurut Bertha Suranto yang memiliki usaha Hidroponiku mengatakan, usaha pengembangan hidroponik karena tidak memiliki lahan dan tanah. “Di Indonesia pengembangan budidaya hidroponik baru beberapa tahun ini padahal sebetulnya di luar negeri sudah sekitar 15 tahunan. Jadi Indonesia yang sedikit ketinggalan,” katanya.

Bertha menambahkan,  awalnya mengembangkan tanaman hidroponik karena ia takut cacing. “Saya melihat ada tanaman yang digantung-gantung pakai air. Dan terlihat mudah, untuk dipelihara dan tidak menyita waktu. Jadi, kalau kita keluar kota tidak perlu khawatir karena, tanaman itu sudah bisa berdiri sendiri,” ungkap Bertha.

Ada 4 hal kata Bertha, yang harus diperhatikan untuk menggunakan metrode hidroponik. “Tanaman ini membutuhkan cahaya, membutuhkan air, oksigen dan membutuhkan sumber makanan nutrisi atau disebut pupuk. Setelah 4 hal ini dipenuhi, tanaman tidak perlu lagi tanah. Jadi nutrisi itu harus dipenuhi untuk hidroponik ini,” ujar Bertha.

Namun setiap tanaman pasti membutuhkan sumber makanan yang berbeda. “Tanaman sayuran daun misalkan, pasti akan berbeda dengan jenis sayuran yang memiliki buah. Begitu juga dengan intesitas cahayanya yang berbeda. Tanaman sayur tidak membutuhkan sebanyak tanaman sayuran buah seperti cabe, tomat atau semangka, melon dan sebagainya,” ujar Bertha.

Untuk memulai metode hidroponik, pertama medianya atau tempatnya diperhatikan apakah tanaman bisa tumbuh dengan baik.

“Misalnya untuk sayuran daun sawi, bisa menggunakan botol-botol berkas ukuran 1,5 liter dengan dipotong menjadi dua bagian. Medianya bisa menggunakan arang sekam, kalau mungkin dikota susah menemukan arang sekam maka kita bisa menggunakan serbuk sabut kelapa atau pasir krikkil yang steril. Atau juga bisa gunakan tumbukan batu bata yang sudah dibakar jadi steril. Jadi bahan-bahan digunakan bisa berasal dari di sekitar kita,” ujar Bertha lagi.

Soal nutrisi, menurut Bertha, bisa di dapat di toko-toko pertanian. “Tanaman hidroponik ini bisa ditempatkan di teras depan rumah, di samping atau di belakang bahkan di dinding rumah,” jelads Bertha.

Untuk lebih jelas dapat dibaca di facebook : hidroponikku.

Sumber: Green Radio

  • Hidroponik

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!