INDONESIA

Pengungsi Korea Utara Berniat Pulang Kampung

"Saat ini makin sedikit pembelot Korea Utara yang ingin menyeberang ke Korea Selatan."

Jason Strother

Pengungsi Korea Utara Berniat Pulang Kampung
Korea Selatan, pembelot, Korea Utara, Unifikasi, Jason Strother

Son Jeong-hun lari dari Korea Utara lebih dari 10 tahun lalu.

Sejak itu, dia membantu orang-orang Korea Utara lain untuk membelot di Selatan.

Pria berusia 49 tahun ini mengatakan banyak yang terkejut saat ia mengumumkan ingin kembali ke Korea Utara.
 
“Tidak ada seorang pun yang pernah menyatakan ingin kembali ke Korea Utara sebelum ini. Pemerintah mengatakan tidak ada cara bagi saya untuk pulang dan itu tindakan yang melanggar hukum. Mereka mengatakan pada saya setidaknya saya butuh undangan dari Korea Utara jika saya ingin berkunjung ke sana.”
 
Son mengaku sedang sakit dan ingin berjumpa kembali dengan keluarganya di Pyongyang sebelum ia meninggal.

Dan dia juga bangkrut, tidak bisa membayar utang dan harus kehilangan apartemennya.

Ia sekarang mengaku menyesal datang ke Korea Selatan.

“Saya tidak mengada-ada. 80 dari 100 pembelot mengatakan mereka akan kembali ke Korea Utara agar bisa bersama keluarga mereka jika tidak ada hukuman yang menanti mereka di sana. Mereka tetap akan pergi jika itu berarti mereka hanya akan bisa makan bubur jagung.”
 
Setelah menyatakan permintaannya untuk pulang secara terbuka, dia mengaku dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
 
Tetapi beberapa pembelot lain telah melakukan apa saja agar bisa kembali.

Selama tahun lalu, beberapa pembelot telah muncul di televisi Korea Utara.

Mereka mengatakan pemerintah Korea Selatan memikat mereka dengan janji uang.

Tapi pada akhirnya, mereka mengaku meninggalkan tanah air adalah sesuatu yang buruk.
 
Son mengatakan video-video ini membuat dia merasa yakin kalau dia tidak akan dihukum jika pulang.
 
“Saya menghabiskan 36 tahun hidup saya di Pyongyang. Saya  bekerja untuk pemerintah dan tahu apa yang terjadi. Saya tidak berharap disambut dengan tangan terbuka. Di bawah pemerintahan Kim Jong-il, ribuan orang melarikan diri. Tapi saya pikir sekarang rezim ingin menggunakan saya untuk menunjukkan membaiknya kondisi di Korea Utara. Begitulah kerja pemerintah Kim Jong-un.”
 
Beberapa advokat pengungsi di sini mengatakan sekitar 100 warga Korea Utara diam-diam sudah menyelinap melintasi perbatasan.

Namun menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan, hanya 13 pembelot yang kembali ke Korea Utara. Tiga dari mereka kemudian balik lagi ke Selatan.
 
Koo Byoung-sam mengepalai program pemukiman kembali di kementerian itu.

Dia mengatakan pembelot punya alasan yang berbeda-beda untuk kembali ke Korea Utara.

“Mereka mungkin dibujuk oleh Pyongyang untuk kembali. Atau mereka mungkin merasa rindu dan kehilangan keluarga mereka. Dan beberapa mungkin tidak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan di sini.”

Bagi banyak pembelot, ini sama dengan menganggur, gagal memulai bisnis dan terlilit utang.

Menurut Kim Suk-woo, seorang bekas pejabat di Kementerian Unifikasi, banyak pembelot yang bangkrut setelah membayar kembali calo yang menyelundupkan mereka ke Selatan.

Dan dia mengatakan mereka membayarnya dengan uang pemukiman yang diberikan pemerintah.
 
“Mereka harus membayar sekitar 24 juta rupiah kepada calo-calo itu. Meski mereka menerima lebih dari 400 juta rupiah dari pemerintah, mereka harus membayar uang muka untuk apartemen dan berbagai keperluan lainnya. Sehingga tidak banyak lagi yang tersisa.”
 
Kim mengatakan kelompok-kelompok sipil harus membantu pembelot membayar kembali para calo. Pemerintah pun harus menaikkan uang tinggal mereka.

Dia menambahkan beberapa pembelot lain bisa membantu dengan bertindak sebagai contoh positif bagi pengungsi yang baru tiba.

Kim Eun-ju yang berusia 27 tahun bisa menjadi salah satunya.
 
Saya bertemu dengannya di sebuah kafe dekat Universitas Sogang Seoul, tempat ia berkuliah di semester terakhir.

Dia juga seorang penulis – buku memoar-nya baru saja ini diterbitkan.

Kim membelot ke Korea Selatan saat masih remaja.

Dia mengaku belum bisa disebut sukses, tapi sudah ada di jalan yang tepat.

Dan kata dia, ini tak bisa dilakukannya sendiri.
 
“Sebagai pengungsi, kita perlu menyelesaikan banyak tantangan baru sendiri. Tapi untuk berhasil di Korea Selatan, kita tidak perlu merasa malu untuk minta bantuan. Saya menerima banyak bantuan dari orang lain dan itu mengantar saya ke situasi sekarang ini. Ada sikap bias terhadap orang Korea Utara di sini, tapi ada banyak orang juga yang mau membantu.”

Kim mengatakan dia tidak pernah berpikir untuk kembali ke Korea Utara di bawah rezim yang sekarang.
 
“Mungkin ada banyak alasan mengapa mereka ingin kembali. Tapi saya berpikir mereka bodoh. Mereka pikir bisa hidup dengan tenang jika kembali ke Utara dengan membawa uang yang di dapat di Korea Selatan. Tapi kenyataan, tidak ada kebebasan di sana. Salah besar bila berpikir seperti itu.”

Bagi Son Jeong-hun yang ingin kembali ke Pyongyang, sekarang teman-teman mulai menjauhinya.

“Pembelot lain khawatir bicara pada saya. Polisi Korea Selatan sedang memantau saya dan juga menghubungi siapa pun yang berbicara kepada saya. Teman-teman saya tidak ingin diselidiki. Sekarang kehidupan sosial saya jadi sangat buruk.”
 
Dan Son mengatakan itu membuat hidup di Korea Selatan menjadi mirip dengan hidup di Korea Utara.



  • Korea Selatan
  • pembelot
  • Korea Utara
  • Unifikasi
  • Jason Strother

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!