INDONESIA

Meski Sudah Reformasi, Burma Masih Memenjarakan Aktivis

"Bulan lalu, seorang aktivis HAM terkemuka dijatuhi hukuman penjara 2 tahun karena aksi protesnya menentang penyitaan tanah."

Maung Too DVB

Meski Sudah Reformasi, Burma Masih Memenjarakan Aktivis
Burma, tahanan politik, reformasi, DVB

Dunia internasional memuji Burma karena telah membebaskan ratusan tahanan politik.

Tapi bulan lalu, seorang aktivis HAM terkemuka dijatuhi hukuman penjara 2 tahun karena aksi protesnya menentang penyitaan tanah.

Hukuman ini adalah penanda kalau kebebasan berpendapat bisa direnggut kapan saja.

Naw Ohn Hla bergabung dengan warga untuk turun ke jalan.

Mereka menggelar aksi unjuk rasa menentang perusahaan tambang Latpadaung di utara Burma.

Tambang ini adalah hasil kerjasama antara perusahaan Cina dengan pejabat militer Burma.

Karena tambang ini, ratusan penduduk desa dipaksa hengkang dan ribuan hektar lahan disita untuk pertambangan.

Presiden Burma lantas menunjuk sebuah komisi yang diketuai oleh Aung San Suu Kyi, untuk menyelidiki penambangan tersebut dan aksi pembubaran para pengunjuk rasa itu, November lalu.

Namun komisi menyatakan, pertambangan itu bisa berlanjut.

Namun Naw Ohn Hla berjanji untuk terus melancarkan aksi protes.

“Kami tidak setuju dengan rekomendasi Komisi Penyelidikan karena mereka tidak membela kepentingan penduduk setempat.”

Setelah sempat bersitegang beberapa saat, polisi akhirnya menangkap Naw Ohn Hla dan 9 demonstran lainnya.

Dia terbukti bersalah atas tindak penghasutan dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Selama proses sidang, pengacara Naw Ohn Hla dilarang masuk ruang sidang.

Menurut dia, putusan hakim sangat tidak adil.

Tate Naing dari kelompok tahanan politik menilai penahanan Naw Ohn Hla tidak adil.

“Sepanjang sejarah, pasal 505 (b) dijadikan alat untuk bisa menangkap orang secara sewenang-wenang dan juga agar dapat menahan aktivis.”

Naw Ohn Hla dikenal aktif menyuarakan HAM dan demokrasi.

Untuk itu dia sudah tujuh kali keluar masuk penjara.

Pada 2004, dia memulai kelompok mingguan untuk berdoa bersama di Pagoda Shwedagon di Rangoon untuk kebebasan Aung San Suu Kyi dari tahanan rumah.

Pada 2010, dia dijebloskan ke penjara selama 2 tahun dengan tuduhan penghasutan. Dia ditangkap saat meninggalkan pagoda.

Daw Shan Ma, teman Naw Ohn Hla.
 
“Kami mendapat informasi dia ditahan di penjara Insein. Kejadiannya benar-benar memilukan, dia ditangkap tak lama setelah membagikan makanan kepada para biksu.”

Dua tahun lalu dia dibebaskan berkat amnesti dari presiden.

Dia kemudian menuntut agar semua tahanan politik dibebaskan.

“Pemerintah selalu mengatakan Burma tidak mempunyai tahanan politik. Dan amnesti yang katanya dapat mengurangi hukuman menjadi satu tahun itu adalah omong kosong. Itu bukan amnesti presiden namanya. Untuk itulah kami menggalang dukungan lewat petisi tanda tangan agar semua tahanan politik dibebaskan.”

Pengacaranya mengatakan, saat ini Naw Ohn Hla tengah melakukan aksi mogok makan.

Kini dia dipindah ke penjara yang dilengkapi fasilitas kesehatan.

U Htwe adalah kepala penjara Monywa.

“Di sini kami tidak memiliki rumah sakit khusus tahanan. Jadi kalau kondisi kesehatannya memburuk, kami tidak bisa berbuat banyak. Tapi penjara Mandalay memiliki rumah sakit, banyak praktisi dokter dan fasilitas kesehatannya jauh lebih baik.”

Dia berencana mengajukan banding akhir bulan ini.

Hukuman yang dijatuhkan pada Naw Ohn Hla membuktikan meski terjadi reformasi politik di Burma, kekuasaan pemerintah masih sangat kuat.

Dan bahwa kebebasan bisa direnggut sewaktu-waktu.







  • Burma
  • tahanan politik
  • reformasi
  • DVB

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!