INDONESIA

Suku Mosuo, Ketika Perempuan Berkuasa

"Perempuan bisa berganti-ganti pasangan tiap malam? Wah!"

Aika Augustine

Suku Mosuo, Ketika Perempuan Berkuasa
Suku Mosuo, Perempuan, Cina, Tradisi

Perempuan bisa berganti-ganti pasangan tiap malam? Eits, jangan langsung menuduh yang tidak-tidak!

Ini adalah prinsip adat yang dianut oleh suku Mosuo di Cina, di perbatasan Provinsi Yunan dan Sichuan, sejak 2000 tahun lalu.  Suku Mosuo yang tinggal di sekitar Danau Lugu dikenal sangat menjunjung tinggi martabat perempuan. Suku ini juga sistem kekerabatan matrilineal atau mengikuti garis ibu. Karena perempuan adalah sang kepala keluarga, maka kedudukan perempuan sangat disegani.

Di suku ini tidak dikenal ikatan pernikahan. Setiap perempuan dewasa bisa dengan bebas melakukan hubungan seksual dengan laki-laki mana pun di desa ini. Biasanya setiap perempuan Mosuo dewasa punya kamar tidur pribadi, dan si laki-laki bisa mengunjunginya di malam hari. Syaratnya, begitu matahari terbit, si laki-laki mesti pergi. Perempuan lah yang akan menentukan berapa lama dia ingin bersama pasangannya: selamanya, beberapa tahun, beberapa bulan, atau cukup semalam saja.

Kalau si perempuan bosan dan ingin mengakhiri hubungan, gampang saja. Tinggal tutup pintu atau meletakkan sepasang sepatu laki-laki di luar pintu. Dan si laki-laki yang diputuskan pun tak pernah merasa sakit hati. Jika si perempuan hamil, maka anak yang dilahirkan secara eksklusif menjadi milik si ibu dan mewarisi nama keluarga dari garis ibu. Sang anak tidak akan diperkenalkan dengan ayah kandungnya sampai menjelang upacara inisiasi dewasa.

Upacara ini akan dihelat begitu si perempuan berusia 13 tahun. Di hari istimewa ini, sang gadis akan diberi pakaian indah, perhiasan tradisional dan dirias secantik mungkin. Upacara ini menandai bahwa si gadis telah dewasa dan sudah boleh memiliki seorang kekasih sebanyak yang dia inginkan. 

Sayangnya, tradisi ini kerap disalahgunakan oleh agen pariwisata untuk menarik minat wisatawan. Ada juga segelintir orang yang melakukan praktik prostitusi dengan mengaku-aku sebagai perempuan Mosuo.

 
Sumber: matriarchal-studies.com, www.chinaculture.org

  • Suku Mosuo
  • Perempuan
  • Cina
  • Tradisi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!