INDONESIA

Bangkitnya Gerakan Ekstrimis Buddha di Myanmar

"Aksi yang dikenal dengan nama Gerakan 969 itu dituding sebagai pemicu kerusuhan mematikan antara pemeluk Buddha dan Islam."

Ali Fowle DVB

Bangkitnya Gerakan Ekstrimis Buddha di Myanmar
Myanmar, Burma, anti-muslim, kampanye 969, DVB

Gerakan yang dikenal dengan nama Gerakan 969 dituding sebagai pemicu kerusuhan mematikan antara pemeluk Buddha dan Islam.

Stiker berwarna mencolok dengan logo 969 semakin mudah ditemui di Mayanmar.

Pemimpin gerakan ini adalah biksu radikal Wirathu. Dia kerap menyampaikan pidato kontroversial yang menyebarkan kebencian kepada umat Muslim.

Gambar ini dibuat dan dirancang di sebuah biara di Mawlamyine, Negara Bagian Mon, yang dipimpin Kepala Biksu, Ashin Sada Ma.

“Ini melambangkan pencerahan. Kami tidak bermaksud menyakiti agama apapun atau individu manapun. Karena itu, kami pakai 6 warna. Ini bertujuan untuk mengembalikan apa arti Buddha sebenarnya.”

Ashin Sada Ma mulai menyebarkan stiker 969 pada Oktober tahun lalu, ketika situasi negeri itu mulai memanas.

Sejak bentrokan antara pemeluk Budha dan Islam meluas di seluruh penjuru Myanmar, puluhan orang tewas.

Banyak warga memasang gambar 969 sebagai bentuk kebencian mereka terhadap umat Islam.

Salah satu sopir taksi memasang stiker 969 di mobilnya.

“Saya memasang ini karena sekarang orang Muslim sudah sangat ekstrim, jadi kami harus bersikap ekstrim juga.”

Tapi Ashin Sada Ma bersikeras, desain gambar 969 tidak menyudutkan agama tertentu.

Ia juga membantah kalau ini ada kaitannya dengan bentrokan yang terjadi.

“Konflik dan kekerasan bisa terjadi di mana saja. Bentrokan yang terjadi bukan karena 969 atau dipelopori oleh kelompok Buddha.”

Ashin Sada Ma boleh saja berkelit, tapi tak bisa dipungkiri, stiker 969 sengaja dipasang umat Buddha untuk memisahkan mana bangunan milik warga Buddha dan mana yang milik orang Islam.

Taksi, toko sampai bus umum memasang stiker ini.

“Bahkan ada supir taksi yang menetapkan harga dua kali lipat bagi penumpang Muslim. Ada beragam reaksi soal ini.”

Ada juga beberapa supir taksi yang mencopot stiker 969 demi menghormati umat Muslim.

“Penumpang Muslim tidak mau memakai taksi dengan stiker 969. Beberapa sopir taksi sengaja melepaskan stiker tersebut agar taksi mereka bisa dinaiki siapa saja. Dengan begitu mereka mendapatkan uang.”

Gerakan 969 digambarkan sebagai gerakan Buddha radikal, tapi tokoh Buddha terkemuka menolak anggapan itu.

Salah satunya adalah U Ghambira, tokoh terkemuka dari aksi unjuk rasa anti pemerintah Burma pada tahun 2007.

“Saya tidak mendukung gerakan 969. Gerakan ini benar-benar bertolak belakang dengan ajaran Buddha.”

Namun usulan  Biksu Wirathu yang melarang pernikahan antar-agama mendapat dukungan dari berbagai pihak.

“Banyak perempuan Burma yang ingin menikah dengan laki-laki yang berbeda agama dan ras. Saya tidak ingin hal ini terjadi, maka saya mengingatkan mereka.”

U Wirathu dituding menyebarkan kebencian kepada umat Muslim dengan pidato kebencian dan pandangan rasisnya.

Biksu Ashin Sada Ma beralasan, ini sekadar untuk melindungi umat Buddha dari pengaruh agama lainnya.

Bagi dia, Gerakan 969 adalah aksi perdamaian.

Dan U Wirathu tahu itu, kata Ashin Sada Ma.

Meskipun lambang 969 diasosiasikan dengan rasisme, namun dia tidak menyesal telah membuat logo gerakan tersebut.

“Saya tidak menyesal sama sekali karena saya percaya tujuan gerakan ini benar.”

Namun bagi sebagian besar penduduk Myanmar, stiker ini melambangkan sentimen anti-Muslim.

Dan kehadiran stiker tersebut membuat harapan rekonsiliasi antaragama menjadi lebih sulit.


  • Myanmar
  • Burma
  • anti-muslim
  • kampanye 969
  • DVB

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!