INDONESIA

Irene Fernandez Tak Gentar Menyuarakan Ketidakadilan

"Meski Pemerintah Malaysia menuntutnya karena dianggap menyebarkan berita palsu."

Faidzal Mohtar MalaysiaKini

Irene Fernandez Tak Gentar Menyuarakan Ketidakadilan
Malaysia, Irene Fernandez, Buruh migran, Tenaganita, MalaysiaKini

Irene Fernandez adalah pejuang keadilan kelompok marginal, mulai dari buruh migran, pengungsi, pekerja seks komersil asal Bangladesh, Filipina atau Indonesia.


Dia mendirikan LSM Tenaganita untuk memperjuangkan hak-hak mereka.


“Tenaganita berarti kekuatan perempuan. Kekuatan kami bukan dari mengandalkan senjata atau premanisme untuk memaksakan kehendak atau mendominasi orang lain. Kami bekerja sama, membangun dan mendukung kelompok tertindas, khususnya perempuan dan buruh migran perempuan, dengan menyediakan wadah dan kesempatan untuk mengekspresikan pendapat, berbagi dan melindungi dan menegakkan hak-hak mereka. Ketika suara mereka tidak terdengar, kami akan menyuarakan suara mereka. Ketika mereka didiskriminasi, kami akan memastikan mereka mendapat perlakuan yang sama.”


Dia menyuarakan dan mengabdikan hidupnya bagi mereka yang tertindas dan tertekan.


Saat dia tutup usia pada umur 67 tahun, ratusan orang mendatangi rumahnya guna memberikan penghormatan terakhir.


Salah satunya anggota parlemen Sivarasa Rasiah. 


“Banyak yang merasa kehilangan. Tapi bagi mereka yang bekerja sama dengannya, contohnya mereka yang bekerja di Tenaganita dan organisasi atau jaringan lainnya, saya pikir Irene ingin kita untuk meneruskan perjuangannya.”


Mohammad Harun Al Rashid koordinator CARAM Asia juga hadir di sana.


“Dia mengajarkan kami bagaimana menjadi pejuang HAM sejati dan dia tidak pernah mau kompromi soal prinsip-prinsip dasar yang melindungi hak-hak buruh migran, perempuan dan kelompok marginal, itulah dia, dia tidak penah kompromi soal prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia.”


Misa pemakamannya diadakan di gereja Divine Mercy di Shah Alam yang dipimpin oleh 2 uskup agung dan dihadiri oleh 12 pastor.



Orangtuanya adalah imigran dan sedari kecil dia tahu bagaimana rasanya hidup kekurangan.


Ketua Gerakan BERSIH Maria Chin menyampaikan kesannya tentang Irene.


“Dia sangat blak-blakan, berani, bersemangat dan komitmennya terhadap isu-isu hak perempuan sangat kuat.”


Dia mulai dikenal pada 1995, saat dia mewawancarai lebih dari 300 buruh migran yang ditahan pemerintah.


Buruh migran tersebut menceritakan kepada Irene  mengenai perkosaan, kekerasan fisik, minuman dan makanan tak layak, serta minimnya perawatan kesehatan yang mereka dapatkan.


Saat dia memberitahukan media tentang temuannya di lapangan, pemerintah menuntutnya dengan pasal “menyebarkan berita palsu.”


Maria Chin dari Gerakan Bersih mengatakan berita itu menggemparkan dunia.


“Saya pikir berita itu menggemparkan dunia internasional karena keterusterangannya atas laporan buruh migran. Dalam laporannya dia mengungkapkan kematian dan kekerasaan yang dialami buruh migran dalam penjara. Saya pikir laporan itu penting dan itulah yang mencuri perhatian dunia internasional.”


Proses pengadilannya berlangsung selama tujuh tahun, salah satu pengadilan terlama dalam sejarah Malaysia.


Setelah melalui pengadilan panjang, pada 2008 dia akhirnya bebas dari segala tuntutan.


“Itulah Irene, Anda tidak bisa mengancamnya untuk berhenti dan saya pikir itu yang dilakukan oleh UMNO, pemerintah Barisan Nasional pada 1996. Mereka pikir dengan mengancam Irene dengan hukuman penjara bisa membuatnya menarik kembali laporannya atau membuatnya bilang bahwa laporan itu tidak benar. Tapi Irene bukan orang semacam itu. Irene menegaskan punya fakta-faktanya, ini adalah pelanggaran HAM berat dan jika saya harus di penjara karena mengatakannya, maka biarlah. Itulah Irene Fernandez.”


Dia menolong buruh migran dengan segala upaya kata koordinator CARAM Asia, Mohammad Harun Al Rashid


“Ada 50 buruh migran, Irene memulai proyek kerjasama dengan mereka di Bangladesh. Dari mata pencaharian mereka, tidak banyak yang mereka bisa sisihkan. Dari hasil tabungan, mereka membeli sebidang tanah, mereka merintis pasar swalayan di Bangladesh. Itu merupakan insiatif Tenaganita dan Irene Fernandez. Dia juga mengunjungi sebuah komunitas di Bangladesh, salah satu komunitas terkecil yang terdiri dari perempuan, istri buruh migran dan buruh migran sendiri yang merintis usaha di Bangladesh.”


Teman, keluarga dan pendukung Irene memenuhi rumahnya untuk memberikan penghormatan terakhir bagi perempuan yang kokoh akan pendiriannya dan berjuang untuk menegakkan keadilan.


Premesh Chandran Direktur Malaysiakini mengatakan perjuangan Irene harus dilanjutkan.


“Saya pikir sosok seperti Irene tidak boleh kita lupakan dan harus diajarkan dalam ilmu sejarah. Orang seperti Irene telah banyak berkorban untuk negara. Ada banyak pahlawan di Malaysia. Inilah yang harus anak-anak kita teladani. Saya berharap kenangan atas Irene dapat didokumentasikan atau dibuat filmnya dan diajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana perjuangan HAM sebenarnya.”


  • Malaysia
  • Irene Fernandez
  • Buruh migran
  • Tenaganita
  • MalaysiaKini

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!