INDONESIA

India Melawan Polusi Udara

"Ratusan ribu orang di India tewas setiap tahun akibat polusi udara."

Bismillah Geelani

India Melawan Polusi Udara
India, polusi udara, kesehatan, kendaraan bermotor, Bismillah Geelani

Lebih dari 600 ribu orang di India tewas setiap tahun akibat polusi udara. 


Ini dianggap sebagai ancaman kesehatan terbesar kelima yang dihadapi negara ini.


Kualitas udara memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan warga mulai khawatir. 


Di sebuah warung kecil yang terletak di pinggiran Delhi, Sarfaraz Ahmad yang berumur 55 tahun menghangatkan diri dengan secangkir teh panas. 


Bagi penderita asma sepertinya, musim dingin adalah waktu yang sulit.


Saat ini, asap dan kabut tebal di Delhi mengganggu kualitas udara dan lalu lintas kereta api. 


Tetapi efek yang paling serius terhadap kesehatan masyarakat seperti Sarfaraz. 


“Sangat buruk di sini, Anda bahkan tak bisa bernafas. Selalu ada bau di udara dan saya merasa tercekik. Saya sangat lelah dan lemah. Kadang-kadang obat-obatan tak bekerja. Kami tidak punya pilihan, tetapi di Delhi tidak ada lagi tempat yang sehat untuk tinggal.”


Menurut Sarfaraz ini disebabkan pertumbuhan penduduk di Ibukota dan sekitarnya. 


Peningkatan polusi udara di kota berdampak pada kesehatan masyarakat... terutama gangguan pernapasan yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 



LN Dhar adalah seorang praktisi kesehatan di Delhi. 


“Polusi mempengaruhi masyarakat dari berbagai usia, tetapi orang tua dan anak lebih rentan karena daya tahan tubuh mereka lebih rendajk. Hal ini sangat umum, bahkan musim ini kita telah melihat banyak orang yang terinfeksi saluran pernafasan, tenggorakan dan dada. Ini disebabkan tingginya tingkat polusi udara.”


Tingkat polusi udara di Delhi sangat tinggi.


Bahkan menurut lembaga pemeringkat kinerja lingkungan dunia tahun ini, tingkat polusi di New Delhi bisa dianggap telah melampaui Beijing sebagai kota paling tercemar di dunia. 


Pemerhati lingkungan dari Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan, Vivek Vhatupadhiyay mengaku tidak terkejut. 


“Apabila kita melihat upaya jangka panjang, maka Cina telah menurunkan tingkat polusi udara di Beijing hingga 40 persen, sedangkan di Delhi meningkat dengan jumlah yang sama dalam 10 tahun terakhir. Memang benar fokus kami harus pada penurunan tingkat polusi dan tidak untuk membuat perbandingan, tetapi kita tidak menyangkal bahwa tingkat polusi kita terlalu tinggi dan kita harus menerima itu.”


Pertumbuhan kendaraan bermotor diyakini sebagai penyebab utama adanya peningkatan polusi di Delhi. 


Ada lebih dari 8 juta kendaraan lalu lalang di jalanan dan lebih dari seribu kendaraan baru bertambah seriap hari. 


“Tingkat paparan polusi kendaraan lebih tinggi dibanding sumber lain karena emisi berdampak langsung terhadap pernapasan dan karena itu memiliki dampak lebih besar. Kami baru-baru ini melakukan penelitian di Delhi dan hasil penelitian itu menunjukan bahwa lebih dari 50 persen tempat tinggal penuduk berada tak jauh dari jalan, sekitar 300-500 meter. Ini membuat emisi berdampak langsung pada kesehatan mereka.”


Dua dekade lalu, New Delhi membersihkan bahan bakar bus, bajaj dan taksi dengan cara mengonversi bahan bakar minyak ke gas.


Beberapa bulan saja, pengemudi bajaj seperti RS Yadav melihat perubahan terhadap kualitas udara kota. 

 

“Dulu asap dan debu tebal mengganggu perjalanan. Mata kami terasa perih, tetapi CNG membuat perubahan.”


Tetapi itu tidak berlangsung lama. 


Vivek dari Pusat Ilmu Pengetahuan dan lingkungan mengatakan, manfaat dari penggunaan  gas tergerus oleh peningkatan jumlah kendaraan, terutama kendaraan bermesin diesel.


“Polusi ini menyebabkan kanker, berbahaya seperti rokok dan jika Anda melihat angka pertumbuhan, sekitar 50 persen kendaraan baru di Delhi bermesin diesel. Dibandingkan satu dekade lalu pertumbuhannya hanya 2 persen.”


Vivek mengatakan New Delhi harus segera mengambil langkah untuk keluar dari bencana lingkungan ini. 


“Kami harus menambah transportasi publik yang menghubungkan warga tanpa batas. Kita juga perlu mengontrol jumlah kendaraan pribadi dan menaikan biaya parkir, menerapkan sistem jalanan berbayar di jalur padat, seperti yang diterapkan Beijing dan Singapura. Jadi kami menyediakan fasilitas transportasi publik dan kami juga menggeser orang ke arah itu. Terakhir kita perlu mempromosikan penggunaan bahan bakar bersih.”


  • India
  • polusi udara
  • kesehatan
  • kendaraan bermotor
  • Bismillah Geelani

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!