INDONESIA

Dinasti Politik Masih Mendominasi Pemilu Sela Filipina

"Rakyat Filipina akan memberikan suaranya pada pemilu sela Mei mendatang, untuk memilih para senator hingga dewan kota."

Jofelle Tesorio and Ariel Carlos

Dinasti Politik Masih Mendominasi Pemilu Sela Filipina
Filipina, pemilu, kaum muda, dinasti politik, Jofelle Tesorio dan Ariel Carlos

Rakyat Filipina akan memberikan suaranya pada pemilu sela Mei mendatang, untuk memilih para senator hingga dewan kota.

Mayoritas orang-orang yang bertarung dalam pemilu kali ini adalah bagian dari keluarga yang lama berkecimpung di politik.

Politik Filipina didominasi oleh dinasti politik - kakak, adik, istri, paman, anak.
 
Dan bahkan jika salah satu dari mereka digulingkan secara terbuka, dengan cepat akan kembali ke lingkaran kekuasaan.

Namun Luis Marcaida, 37 tahun adalah pengecualian. Ia ikut bertarung memperebutkan kursi wakil walikota Puerto Princesa City.

Dia telah membangun karir politiknya selama bertahun-tahun, sejak dia menjadi ketua organisasi Sangguniang Kabataan.

“Semuanya berawal dari sana, sejak di Sangguniang Kabataan atau SK tahun 1992. Sampai sekarang saya tidak punya kehidupan pribadi. Saya menjadi ketua SK selama 10 tahun, ketua Barangaya 5 tahun dari 2004 - 2007 dan sejak 2007 sampai sekarang, saya anggota Panlungsod Sangguniang dari Puerto Princesa. Sejak saat itu hidup saya untuk masyarakat.”

Dia tidak punya kerabat yang berkecimpung dalam politik dan tidak punya dana pribadi untuk membayar kampanyenya.

Dan dia bertarung melawan keponakan walikota yang sedang menjabat.

Tapi dia tetap percaya diri.

“Ada keuntungan jadi anak muda. Anda bisa berkampanye untuk waktu yang lama. Anda bisa memperkenalkan ide-ide segar dan tentu saja fisik Anda kuat. Ada kualifikasi agar seseorang bisa jadi pemimpin. Punya hati untuk melayani, niat yang jujur dan serta kemampuan fisik untuk menjalankan fungsinya”

Menurut survei terbaru yang dilakukan Institut  Manajemen Asia di Manila, dinasti politik menguasai pemerintahan di Filipina.

Dinasti-dinasti ini punya posisi kekuasaan yang besar dan terus memonopoli posisi di nasional dan lokal.

Kecenderungan ini membuat orang muda yang tidak punya nama keluarga terkenal, uang, pengaruh dan kekuasaan hanya punya sedikit kesempatan untuk memasuki dunia politik.

Ini adalah contoh salah satu iklan politik di Filipina untuk kandidat Senator, Grace Poe.  

Gerthie Mayo-Andari, seorang pengacara dan direktur LSM Jaringan Palawan.

“Untuk saat ini, mereka tidak akan punya kesempatan. Kedengarannya mungkin pesimistis tapi saya melihat konteks politik tradisional kita di Filipina dan Palawan. Menurut saya apa yang harus mereka lakukan adalah membangun konstituen. Jadi misalkan saya sekarang umurnya 20 tahun maka bisa maju memperebutkan kursi walikota atau gubernur sekitar 12 tahun lagi. Kita perlu membangun basis terlebih dahulu.”

Dan itulah yang dilakukan Edilberto Magpayo, 39 tahun.

Ia menggunakan jaringan yang ia buat saat bekerja di sebuah LSM lingkungan.

“Satu hal yang saya pelajari saat saya bekerja di LSM adalah bagaimana meyakinkan orang untuk menjadi bagian dari apa yang kita sebut pengelolaan partisipatif, kita adalah bagian dari tata kelola dan pembangunan. Kami menyadarkan masyarakat kalau mereka juga punya peran, bukan hanya politisi. Saya akan menjadi jembatan untuk masyarakat agar mereka bisa berpartisipasi dalam pembangunan.”

Tapi dia mengakui maju sebagai calon independen membuat kampanyenya lebih sulit dan mahal.

“Saya bukan politikus tradisional. Saya memang pendatang baru di dunia politik tapi saya melayani dengan sepenuh hati. Seperti yang saya pelajari saat bekerja di LSM. Meski hanya punya sedikit uang untuk proyek, kami tetap mengerjakannya dengan sepenuh hati dan memastikan proyek ini bermanfaat bagi masyarakat kecil.”

Tapi ada banyak kandidat muda yang berharap nama keluarganya akan memenangkan mereka.
 
“Para pemilih akan bilang dia baik, latar belakang keluarganya juga baik karena kakek, paman atau ayahnya berhasil dalam politik. Ada nilai tambah jika keluarga Anda melakukan hal yang baik saat mereka terjun di dunia poltik.”

Mathew Mendoza ingin memenuhi impiannya terjun ke politik seperti kakeknya, gubernur pertama Palawan.

Sebenarnya ia ingin terjun ke dunia politik setelah kuliah, tapi tertunda karena ia menjadi model dan aktor.

“Kalau saya tidak punya nama keluarga yang terkenal di kota ini, tapi sukses sebagai aktor, saya kira masyarakat masih akan percaya pada saya. Menurut saya, setiap orang punya kesempatan jika orang melihat ketekunan Anda, bagaimana Anda menjaga nama baik keluarga dan warisannya.”

Namun Pengacara Gerthie Mayo-Andari melihatnya secara berbeda. Dia berpendapat dinasti politik itu
buruk bagi demokrasi.

 “Anda ingin orang dari berbagai sektor dengan perspektif yang berbeda bisa terlibat dengan masyarakat lokal, dengan pemilih. Bagi saya akan memprihatinkan jika tren ini makin kuat di tahun-tahun mendatang.”



  • Filipina
  • pemilu
  • kaum muda
  • dinasti politik
  • Jofelle Tesorio dan Ariel Carlos

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!