INDONESIA

Anak-anak Hilang di Burma

"Menurut PBB, lebih dari 900 anak-anak di Myanmar setiap tahun diselamatkan dari perdagangan manusia."

NyiNgal DVB

Anak-anak Hilang di Burma
Burma Missing Children, NyiNgal DVB

Menurut PBB, lebih dari 900 anak-anak di Myanmar setiap tahun diselamatkan dari perdagangan manusia.

Mereka yang beruntung bisa  berkumpul lagi bersama keluarga, sementara masih banyak yang hilang.

Seiring dengan dibukanya perbatasan dan reformasi di negara tersebut, ada banyak ketakutan kalau ini bakal memicu makin banyaknya kasus perdagangan manusia.

K Khine belum bertemu dengan anak perempuannya sejak Juli tahun lalu.

Pada malam saat dia menghilang, polisi merazia toko milik ibunya untuk mencari alkohol ilegal.

“Pukul 9 malam polisi datang untuk merazia alkohol ilegal dan suasana jadi kacau. Putri saya keluar beli makanan ringan. Lalu kami baru sadar dia tidak ada bersama kami. Kami lalu mencarinya kemana-mana. Ada yang bilang dia dibawa pengendara sepeda. Sejak itu saya tidak pernah melihatnya lagi.”

Putrinya yang hilang itu, May Thu Khine, baru berusia empat tahun.

Keluarga lantas menghubungi semua kerabat, memasang poster di jalanan dan surat kabar.

Mereka juga melapor ke kantor polisi.

“Malam itu juga kami ke kantor polisi untuk melapor. Polisi bilang tidak bisa melakukan apa-apa karena malam sudah larut. Mereka menyuruh kami datang lagi besok paginya. Kami masih mencari. Awalnya kami pikir ada yang melakukan ini untuk bercanda dan akan membawa dia pulang. Jadi kami menunggu, tapi ia tidak pernah pulang. Dan saya masih terus mencari.”

Bukan hanya K Khine yang mengalami hal ini.

Badan PBB yang mengurusi perdagangan manusia khawatir dengan terbukanya perbatasan Burma. Ini bakal membuat makin banyak anak diperdagangkan.

Ratusan anak hilang di Myanmar setiap tahun. Banyak yang dipaksa masuk militer, jadi pelacur atau ikut kerja paksa.

Daw Ohmar EiEi Chaw, Direktur Proyek Nasional di badan PBB yang mengurusi Perdagangan Manusia. 

“Jumlah anak yang hilang tidak akan naik atau turun secara dramatis. Tapi sekarang kami punya layanan hotline, kami dapat mengungkap lebih banyak kasus dalam dua tahun terakhir.”

Myanmar telah membuat sejumlah kemajuan dalam usaha perdagangan anti manusia.

Negara ini telah menandatangani sebuah rencana dengan Organisasi Buruh Internasional untuk memberantas kerja paksa pada 2015.

Meski begitu, banyak aktivis hak asasi manusia, termasuk PBB, mengatakan masih banyak yang harus dilakukan.

“Pemerintah harus serius pada masalah perdagangan manusia dan anak-anak yang hilang. Ini adalah masalah yang sangat penting dan harus ditangani dengan cara yang efektif.”

Menurut PBB, Myanmar perlu untuk menerapkan mekanisme yang efektif untuk menghentikan perdagangan manusia.

Ini termasuk hukuman bagi mereka yang tertangkap dan memusatkan perhatian yang lebih pada perdagangan perempuan dan anak di dalam negeri yang dieksploitasi secara seksual.

K Khine masih berkeyakinan, anak perempuannya yang sudah hampir setahun menghilang, akan pulang suatu hari nanti...

Tapi untuk saat ini ia harus fokus merawat anak laki-lakinya.

“Tentu saja, saya juga sangat khawatir dengan anak sulung saya. Saya menjaganya dengan hati-hati. Saya tidak membiarkan dia pergi keluar. Saya sudah kehilangan putri saya dan sangat menderita. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.”


  • Burma Missing Children
  • NyiNgal DVB

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!