INDONESIA

Rencana India untuk Menghidupkan Kembali Kampung Cina

"Pemerintah setempat mendukung pemulihan dan promosi kampung Pecinan di sana."

Murali Krishnan Radio Australia

Rencana India untuk Menghidupkan Kembali Kampung Cina
India, pecinan, Tiretti Bazaar, Tangra, Murali Krishnan Radio Australia

Suasana Tiretti Bazaar di pinggiran kota sangat ramai. Daerah ini dikenal sebagai kampung Cina atau Pecinan yang asli di Kolkata.

Di sini kita bisa membeli cemilan dan hidangan asli Cina seperti bakpau isi daging babi, dim sum dan bakso ikan.

Masyarakat Cina Kolkata telah menjadi bagian penting dari struktur budaya dan sosial kota itu selama lebih dari 200 tahun.

Mereka datang ke India sebagai imigran pada akhir abad ke-18 karena terjadi wabah kelaparan di Cina Tengah.

Sebagian besar imigran adalah masyarakat Hakka. Mereka lantas bekerja di pelabuhan, menyamak kulit atau membuka restoran.

Tapi ketika pecah konflik dan perang singkat India dan Cina pada 1962, terjadilah eksodus.

Kondisi komunitas itu makin buruk itu ketika Mahkamah Agung memindahkan penyamakan kulit luar kota di akhir tahun 90an.

Akibatnya, banyak pekerja penyamakan kulit menganggur dan beberapa tempat penyamakan terpaksa tutup.

Aileen Lung adalah generasi keempat penduduk asal Cina di sini.

“Butuh banyak uang untuk memulai kembali bisnis penyamakan kulit itu. Karena itu banyak dari mereka kehilangan minat serta banyak uang ... Jadi mereka bermigrasi ke luar negeri seperti Kanada dan Australia. Dan jumlah penduduk di sini pun berkurang”

Meski sudah tinggal di sini selama puluhan tahun, masih terselip rasa cemas.

Banyak orang India Cina tetap waspada dan tidak mau meminta bantuan pemerintah untuk mendirikan perusahaan mereka.

Paul Chung, presiden Asosiasi Cina India, menjelaskan alasanya.

“Jika bayi tidak menangis, Anda tidak akan memberinya makan. Jadi orang Cina tidak menangis. Kami tidak pernah dengar ada  orang Cina berunjuk rasa. Biasanya jika terjadi sesuatu, kami pergi ke partai politik ... mereka akan pura-pura menghibur Anda. Saat kami pikir ada hak-hak kami yang dilanggar, kami akan memperjuangkannya. Kami akan menggunakan metode yang sama seperti dalam proses yang  demokrasi.”

Seorang pemuda bernama Lang Lee, percaya pemerintah India perlu lebih serius merangkul komunitas Cina untuk mencegah eksodus selanjutnya.

“Menurut saya semua orang Cina pindah menuju padang rumput hijau. Itu karena pemerintah tidak memperhatikan kami dan tidak memberi apa-apa. Pemerintah tidak memberi kami hak untuk bebas.”

Meski ada ketidakcocokan, suasana suram ini akan berubah menjadi ceria bagi komunitas ini.

Sebuah proposal untuk memulihkan, merenovasi, dan mempromosikan Pecinan sudah dikirim.  Proposal ini dibuat berdasarkan pemaparan beberapa pemuka masyarakat dan Yayasan Nasional untuk Warisan Budaya dan Seni.

Pemerintah setempat pun setuju untuk terlibat dalam proyek itu.

Dominic Lee adalah seorang pemilik toko kelontong yang terlibat dalam proyek ini.

“Kami berencana untuk menghidupkan kembali kampung Cina sehingga generasi sekarang dan yang akan datang mau tetap tinggal di sini. Yang pertama dan utama adalah menciptakan peluang bagi kaum muda. Kami bekerja sama dengan sebuah perusahaan Singapura, INTACH, dan kami juga mendekati pemerintah. Mudah-mudahan, kita segera akan punya Pecinan yang hidup dan berkembang dan satu-satunya di India.”

Proyek yang dinamakan “Cha Project” atau proyek teh itu diharapkan bisa membantu melestarikan kampung Cina di Tiretti Bazaar.

Fokus lainnya adalah pengembangan Kampung Cina yang baru di Tangra.

Banyak warga komunitas ini berharap proyek ini berhasil.

  • India
  • pecinan
  • Tiretti Bazaar
  • Tangra
  • Murali Krishnan Radio Australia

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!