RAGAM

Jawab Keraguan Masyarakat, Pemerintah Pastikan Penanganan Covid-19 Sudah Maksimal

"walaupun pelayanan rumah sakit sudah maksimal, disiplin menjalankan protokol kesehatan tetap harus dikedepankan. Jangan lupa 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak"

Paul M Nuh

Jawab Keraguan Masyarakat, Pemerintah Pastikan Penanganan Covid-19 Sudah Maksimal
Ilustrasi. PT INKA menyulap rangkaian kereta menjadi rumah sakit lapangan di Madiun, Jawa Timur, Kamis (21/1/2021). ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.

Jakarta - Upaya pemerintah dalam menangani pasien Covid-19 terus dilakukan. Termasuk menghadapi penambahan kasus baru pasca libur panjang akhir tahun dan tahun baru 2021.

Berdasarkan keterangan Kol. Laut (K) dr. Tjahja Nurrobi MKes SpOT, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, sejak Desember 2020 pemerintah telah melakukan upaya-upaya, antara lain menambah Intermediate Care Unit (IMCU), sehingga sekarang terdapat 94 IMCU, 27 High Care Unit (HCU), dan 12 Intensive Care Unit (ICU), Jumlah ini bisa ditingkatkan lagi mengingat ke depannya, ada kecenderungan tetap naik. Di RSDC Wisma Atlet sendiri kapasitasnya sudah melebihi 82,33% per hari ini. Apabila ini terus meningkat kita akan menyiapkan Wisma Atlet yang berlokasi di Pademangan, yaitu menara 8-10.

Selain kapasitas tempat tidur, RSDC Wisma Atlet juga menambahkan perlengkapan lainnya, “Perlengkapan dan peralatan di ICU kita sudah siapkan, kemudian untuk personil tenaga kesehatan (nakes) kita tetap mintakan penambahan ke Kemenkes. Saat ini jumlah personil di Wisma Atlet sekitar 2.600 terdiri dari 2.300 medis, sisanya nonmedis,” terang Kol. Tjahja Nurrobi dalam Dialog Produktif bertema Kesiapan Rumah Sakit Tangani Pasien Covid-19, yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (22/1).

Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT-KL(K), MARS, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes menambahkan, “Pada Juli-September 2020 sebenarnya Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit kita ada di angka rata-rata 35-40% secara nasional. Namun demikian saat ini BOR ini posisinya 80% ke atas, sehingga ada kemungkinan beberapa masyarakat yang tidak tertampung rumah sakit dan berdampak pada tingginya jumlah kematian dan angka penularan kepada tenaga kesehatan kita,” terangnya.

Lebih lanjut Prof. Abdul Kadir menjabarkan, “Tempat tidur yang kita siapkan untuk pasien Covid-19, baik itu ruangan isolasi maupun yang lainnya berjumlah 81.032, itu kalau kita lakukan perbandingan dengan jumlah pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit, 52.319 artinya BOR untuk Covid-19 masih ada di posisi 64,83% itu secara nasional. Namun demikian jika kita lihat kota per kota, memang sekarang ini ada beberapa daerah yang BOR-nya mencapai 82% bahkan pernah tercatat sampai 88%,” teranganya.

Prof. Abdul Kadir mengingatkan, walaupun pelayanan rumah sakit sudah maksimal, disiplin menjalankan protokol kesehatan tetap harus dikedepankan. Jangan lupa 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Jika perlu membatasi pergerakan.

Sebagai tambahan, Prof. Abdul Kadir menghimbau, “Saya kira masyarakat saat ini diharapkan agar tetap tenang, mempercayakan semua penanganan ini kepada pemerintah, karena kalau dilihat dari analisis tiga hari terakhir ini BOR rumah sakit sebenarnya cukup datar, tidak ada peningkatan yang bermakna, seperti di Jakarta di kisaran BOR 84%, 82%, 80%, seperti itu, tidak signifikan. Hindarilah hoaks, agar tetap bersikap optimis menyikapi masalah ini. Jangan membuat masyarakat ini jadi gaduh dan gelisah,” tutupnya.

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun).

  • nativead
  • #satgascovid-19
  • #IngatPesanIbu
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #hindarikerumunan
  • #pandemi covid-19
  • #covid-19
  • #3M
  • #3T
  • #sinovac
  • vaksinasi
  • #vaksincovid-19
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #KBRLawanCovid-19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!