EDITORIAL

Wibawa Tak Muncul Dari Jam Tangan Mewah, Jendral

"Profesi tentara menjadi idaman bagi sebagian masyarakat Indonesia, apapun motif yang melatarinya. Ada yang hanya sekedar ingin terlihat gagah dihadapan pacar, teman, mertua dan keluarga, sampai ada yang punya niat tulus untuk menjaga keutuhan bangsa dan n"

KBR68H

Wibawa Tak Muncul Dari Jam Tangan Mewah, Jendral
jam tangan, moeldoko

Profesi tentara menjadi idaman bagi sebagian masyarakat Indonesia, apapun motif yang melatarinya. Ada yang hanya sekedar ingin terlihat gagah dihadapan pacar, teman, mertua dan keluarga, sampai ada yang punya niat tulus untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara. Di masa sebelum reformasi, bahkan ada yang masuk militer dengan niat menjadi bupati, walikota, atau gubernur dan jabatan-jabatan strategis lainnya.

Peran militer di dunia politik menjadikan kaum bersenjata ini tak profesional. Bedil yang mereka sandang, malah dijadikan alat untuk melanggengkan kekuasaan yang otoriter. Itu salah satu penyakit yang sempat diidap militer kita.

Penyakit lain adalah mendewakan harta benda, silau dengan segala bentuk kemewahan. Sayangnya penyakit yang satu ini tampaknya masih diidap para pemimpin kita, Panglima TNI salah satunya. Dalam sebuah lawatan ke negeri jiran Singapura, media setempat menyorot jam tangan yang dipakai Moeldoko, orang nomor satu di tubuh TNI.

Jam yang melingkari tangan Jenderal Moeldoko adalah tipe Richard Mille RM 011 Felipe Massa Flyback Chronograph "Black Kite". Menjadi sorotan karena harganya mencapai lebih dari 1 miliar rupiah. Belum lagi jumlahnya yang hanya 45 buah untuk kawasan Asia.

Belakangan sang jenderal membantahnya. Dalam sebuah konferensi pers, ia menyebut jam yang ia kenakan palsu dan berharga sekitar 5 juta rupiah. Untuk membuktikannya, ia tak segan untuk membantingnya.

Terlepas dari palsu atau tidak, keinginan sang jenderal mengoleksi barang mewah bisa menyeretnya ke perilaku korupsi. Sudah saatnya sang Jenderal membaca kembali sejarah TNI, mempelajari apa yang dilakoni Jenderal Yusuf ketika menjadi panglima. Dengan gaya blusukannya ke asrama-asrama militer, ia memastikan kesejahteraan prajurit dan tak segan makan bersama dengan mereka.Sikapnya membuahkan simpati dan rasa hormat yang natural.

Ini saat yang tepat buat Jenderal Moeldoko mengekang nafsunya. Tak ada salahnya hidup sederhana, bahkan dari sanalah simpati dan rasa hormat yang tulus akan muncul.

Wibawa seorang jendral tak muncul hanya dari sebuah jam tangan mewah.

  • jam tangan
  • moeldoko

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!