NASIONAL
"Pengelolaan sampah jadi masalah klasik masyarakat, jika tak dikelola dampaknya bisa kemana-mana. Waste Solution Hub menangkap itu sebagai peluang untuk cuan."
KBR, Jakarta- Pengelolaan sampah yang tepat jadi salah satu cara untuk menjaga lingkungan. Sayangnya menyelesaikan persoalan sampah tak semudah membalik telapak tangan. Volume sampah tiap tahun kian naik akibat makin banyaknya penduduk. Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton.
Ranitya Nurlita terusik untuk 'nimbrung' mencari solusi persoalan sampah. Saat pertukaran pelajar di Negeri Paman Sam, Nurlita mendapati realita yang berbeda soal manajemen sampah.
“Di sana tempat pengelolaan sampah ga bau. Kalau di Indonesia kondisinya bau banget sampai orang pun udah ogah milah sampah. Namanya masih mahasiswa kan 'ih keren ya'” kenang perempuan yang akrab disapa Lita ini.
Lita bermimpi bisa mereplikasi pengelolaan sampah di AS. Pada 2018, ia mendirikan startup bisnis sosial bernama Waste Solution Hub. Fokus usahanya pada pengelolaan sampah yang juga memiliki tujuan sosial seperti pelestarian lingkungan dan pemberdayaan pemulung.
“Kalau pure business kan memang cuan aja, tapi ngomongin lingkungan itu tidak hanya ngomongin cuan, ada juga sustainability atau keberlanjutan. Jadi ada sustainable concept, people, planet, and profit,” jelas Lita.
Dalam perjalanannya, Waste Hub menyediakan jasa pengelolaan sampah. Pemulung pun dilibatkan untuk memilah sampah.
“Pemulung itu jago banget memilah sampah daripada saya. Botol plastik ada model botol plastik PET, emberan, kemasan, mereka tuh milahnya sambil merem aja bisa. Mereka dibayar sebagai profesional yang dapatnya lebih besar dari kerja harian,” ujarnya.
Baca juga:
Ranitya Nurlita mendirikan Waste Hub terinspirasi dari pengelolaan sampah yang baik di negara maju saat melakukan pertukaran pelajar. (Dok: Pribadi)
Datanglah pandemi, saat bisnis baru setahun berjalan. Sebagai founder, Lita dipaksa beradaptasi.
"Itu sempat klien kita pada batal. Habis itu kita mencoba model online workshop. Kita bikin 3 hari online training soal pengelolaan sampah rumah tangga," tutur dia.
Lita ingin Waste Hub terus berkembang dan memberi impact nyata. Ia kini melirik peluang bisnis sampah di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Waste Hub diharapkan bisa ikut mengelola sampah di kawasan pariwisata.
“Kalau kita fokusnya di Jawa aja, roda perekonomian di Jawa aja. Kita sempat mapping, di Indonesia Timur siapa yang bisa diajak kerja sama, biasanya di hotel, di restoran, di kawasan pariwisata. Kita juga sebagai konsultan untuk dinas dan organisasi. Nantinya pure bisnis di Indonesia Timur, social mission-nya untuk pemulung di Tangerang Selatan,” ucap Lita.
Dengerin obrolan lengkapnya bareng Founder Waste Solution Hub, Ranitya Nurlita soal gimana menyulap sampah jadi cuan di Uang Bicara episode Waste Solution Hub, Kelola Sampah Jadi Cuan di KBRPrime, Spotify, Google Podcast dan platform mendengarkan podcast lainnya.