BERITA

Pesta Bhinneka Bertaut, Ini Pesan Gus Menteri untuk Generasi Muda

""Kalian adalah masa depan Indonesia dan Indonesia masa depan.""

Rony Sitanggang

Kemendikbud-Kemenag luncurkan moderasi beragama untuk dunia pendidikan.
Menag Yaqut Cholil Qoumas, sambutan Pesta Bhinneka Bertaut, Jumat (19/11).

KBR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berpesan kepada generasi muda Indonesia agar menjaga kemajemukan Indonesia dan memegang teguh moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. 

Gus Yaqut juga meminta generasi muda, khususnya generasi milenial agar mewaspadai pengaruh internet karena bisa menimbulkan perilaku ekstrem dalam beragama. 

Berikut pesan selengkapnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di acara Pesta Bhinneka Bertaut untuk memperingati Hari Toleransi Internasional, yang digelar di Jakarta, Jumat (19/11/2021). 

"Bangsa Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Kebhinekaan adalah realitas bangsa kita. Bukan hanya etnis, bahasa dan budaya, tetapi juga agama dan keyakinan.

Kemajemukan ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang mungkin tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Kemajemukan mengharuskan kita agar mampu mengelola dengan baik sehingga terjalin kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat.

Seperti kita tahu bahwa kompleksitas kehidupan bangsa kita saat ini sedang menghadapi tantangan dan perubahan yang dahsyat di era disrupsi. Sehingga banyak anak muda yang harus terus meningkatkan kapasitas diri menyongsong perubahan demi perubahan yang terus terjadi.

Anak-anak muda harus memiliki karakter yang kuat dan dinamis dengan selalu ingin mengetahui hal baru demi mendapatkan pengalaman baru sekaligus mencari tantangan yang memberi semangat baru. 

Jangan pernah terjebak dalam arus perilaku negatif yang bisa menghancurkan masa depan. Kalian adalah masa depan Indonesia dan Indonesia masa depan.

Baca juga: Izin Rumah Beribadah Lebih Sulit dari Rumah Hiburan

Saudara sekalian, generasi muda yang saya banggakan, dalam hal kehidupan sosial keagamaan di era pesatnya internet dan dunia digital terdapat banyak konten keagamaan dengan ragam yang berwarna-warni. Anak muda harus mampu memiliki kemampuan untuk memilah dan menyaring dengan baik. 

Hasil penelitian menyebutkan bahwa internet berpengaruh besar terhadap meningkatnya pemahaman sikap dan perilaku ekstrem pada generasi millenial atau Generasi Z. Sedangkan media internet atau dunia digital hanya sarana sehingga dibutuhkan kemampuan dalam literasi digital yang lebih baik.

Saya menyambut baik program Indonesia Baik dalam rangka Hari Toleransi Internasional 16 November 2021 dengan acara pemuncak pesta Bhinneka bertaut pada hari ini. Program ini sangat tepat untuk menyasar anak-anak muda. 

Beberapa program Indonesia Baik bertujuan untuk membangun kesadaran dan partisipasi anak muda dalam mengkampanyekan toleransi dan semangat keberagaman melalui karya dan aksi kekinian seperti konten kreatif, podcast, audio video grafis di media sosial dan lain sebagainya.

Baca juga: Menteri Agama Luncurkan Pedoman Penguatan Moderasi Beragama untuk Lembaga Pendidikan

Saudara sekalian yang berbahagia, sebagai generasi muda kalian harus memiliki kesadaran, komitmen dan kerja bersama dalam menjaga Indonesia sebagai bangsa yang besar, dengan terus memperteguh Pancasila dan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Wujudkan dengan membangun kebersamaan, toleransi, gotong royong, solidaritas sosial dengan tidak membeda-bedakan suku, agama, budaya di dalam pergaulan.

Anak muda teruslah berkarya. Jangan berhenti di Kalian. Tetap optimis untuk Indonesia Baik dan Indonesia Maju.

Menteri Agama RI

Yaqut Cholil Qoumas

Editor: Agus Luqman

  • Kemenag
  • Toleransi
  • Kemendikbud
  • JPPI
  • Moderasi Beragama
  • intoleransi
  • Yaqut Cholil Qoumas
  • Pesta Bhinneka Bertaut
  • Jangan Berhenti di Kamu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!