BERITA

Toleransi, Kejawen Anak Putu Kalikudi Serahkan Hewan Kurban

" Tidak ada tradisi menyembelih hewan kurban di penganut kejawen."

Muhamad Ridlo Susanto

Toleransi, Kejawen Anak Putu Kalikudi Serahkan Hewan Kurban
Ilustrasi hewan kurban.

KBR, Cilacap– Penganut kejawen dan pelestari adat di Desa Kalikudi, atau biasa disebut Anak Putu Kalikudi, di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyerahkan hewan kurban untuk dipotong di masjid atau musala lingkungan terdekat.

Ketua Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi, Nakam Wimbo Prawiro mengatakan penyerahan hewan kurban itu dilakukan sebagai bentuk toleransi penganut kejawen dan pelestari adat.

Kata dia, tidak ada tradisi menyembelih hewan kurban di penganut kejawen. Karena itu, Anak Putu Kalikudi akan menyerahkan hewan kurban sebagai bagian dari bentuk semangat berbagi, menghormati dan menghargai.

“Kalau Iduladha itu, di kearifan lokal itu tidak ada. Cuma bergabung dengan agama yang ada. Intinya saling menghargai dan menghormati. Bareng-bareng maksudnya. Ada yang urun, ibaratnya ya, gabungan, itu biasanya diserahkan ke musala atau masjid," kata Nakam Wimbo Prawiro, Selasa (20/7/2021).

Dia menjelaskan, biasanya anak putu secara gabungan atau perorangan akan menyerahkan hewan kurban ke masjid dan musala terdekat. Namun, hewan kurban itu bukan diatasnamakan anak putu, melainkan pribadi.

"Itu kayak gitu. Mungkin dari lingkungan kami ada sapi atau kambing, atau apa itu, diserahkan saja. Cuma tidak diatasnamakan anak putu, karena pribadi sih,” kata Nakam Wimbo Prawiro, Selasa (20/7/2021).

Nakam Wimbo Prawiro menambahkan, kejawen mengikuti ketetapan pemerintah dan turut merayakan Iduladha, Selasam 20 Juli 2021. Namun di pasemuan atau tempat ibadah Kejawen tidak ada ritual khusus Iduladha.

Editor: Sindu

  • penganut kejawen
  • Desa Kalikudi
  • Anak Putu Kalikudi
  • hewan kurban
  • Iduladha
  • Cilacap
  • Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!