NUSANTARA

Ribuan Rumah di Semarang Terdampak Banjir Rob

"Posko Induk di Kecamatan itu juga untuk dapur umum,"

AUTHOR / Anindya Putri

Foto udara banjir rob di kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng, Senin (
Foto udara banjir rob di kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng, Senin (23/5/22).(Antara/Aji Styawan)

KBR, Semarang-  PMI Jateng menyebut sebanyak 10.800 warga di Kecamatan Semarang Utara, Jawa Tengah  terdampak banjir rob sejak Senin (23/05) kemarin. Kepala Seksi Pelayanan Masyarakat PMI, Dwi Handoko mengungkapkan tiga daerah terdampak paling parah yakni Tambaklorok, Bandarharjo dan Kebonharjo.

"Untuk beberapa titik ketinggian air setinggi 20 cm - 30 cm, masyarakat masih bisa beraktifitas dan ada 232 titik rob di Semarang Utara," ungkap Handoko kepada KBR di Semarang, Selasa (24/05/22).

Ia menjelaskan, titik rob berada di tiga kelurahan dan 93 Rukun tetangga (RT), yang tersebar di Kecamatan Semarang Utara dan berdampak pada ribuan rumah warga terendam banjir dan rob.

Baca juga:


Menurutnya saat ini ketinggian air berangsur surut dengan ketinggian variatif 20 cm hingga 40 cm yang sebelumnya mencapai hingga 1 meter.

"Ribuan rumah masih digenangi air sampai saat ini," jelas Handoko.

Ia menuturkan, bersama dengan sejumlah relawan pihaknya telah mendirikan satu pokso Induk yang berada di Kecamatan Utara dan sejumlah posko pembantu di setiap balai Kelurahan terdampak.

"Posko Induk di Kecamatan itu juga untuk dapur umum," katanya.

Menurut Handoko, hingga saat ini warga masih bertahan di rumah masing-masing lantaran kondisi rob yang telah surut.

Selain itu, sejumlah armada seperti perahu karet, ambulance dan mobil pick up juga telah disiapkan untuk antisipasi evakuasi jika diperlukan.

"Belum ada yang ngungsi, kalau air naik lagi kemungkinan baru ke posko," imbuh Handoko.  

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!