NUSANTARA
Ribuan Hektare Sawah di Pati Terancam Gagal Panen Akibat Banjir
Memang kalau kerugian belum bisa menghitung karena masing-masing ada umur tanamnya
AUTHOR / Agus Pambudi
KBR, Pati- Ratusan hektar sawah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terancam gagal panen usai diterjang bencana banjir. Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Nikentri Meiningrum, mengatakan, sebanyak 2.674 hektare sawah terdampak banjir, di mana 653 hetare diantaranya dipastikan gagal panen.
Adapun sawah-sawah itu tersebar di sembilan kecamatan di 58 desa seperti Desa Banjarsari, Desa Wuwur dan Desa Kosekan. Kendati banjir dipastikan menggagalkan panen, Nikentri mengatakan belum bisa memastikan berapa banyak kerugian yang timbul.
"Memang kalau kerugian belum bisa menghitung karena masing-masing ada umur tanamnya ya, ada yang baru satu minggu, ada yang baru berumur 30 hari ada yang berumur sudah 70 hari sebetulnya. Jadi tingkat kerugiannya barangkali beda beda ya sayang dilakukan ada beberapa wilayah yang kita ajukan asuransi melalui AUTP," ujar Nikentri, Rabu (04/01/2023).
AUTP adalah Asuransi Usaha Tani Padi yang mengcover kerugian petani jika sawah-sawah mengalami puso atau gagal panen. Untuk itu kata Niken, pihanya saat ini tengah memastikan titik-titik koordinat sawah untuk diajukan klaim asuransi yang kemudian diproses oleh Jasindo.
Selain Desa Banjarsari, lanjut Niken, di wilayah Kecamatan Gabus pihaknya juga sudah memproses pengajuan klaim asuransi pertanian untuk Desa Wuwur dan Kosekan. Kemudian ada juga beberapa desa di wilayah Kecamatan Sukolilo. Ia berharap, dengan adanya asuransi para petani tidak banyak merugi.
Baca juga:
Ribuan Hektare Sawah di Jateng Terendam Banjir
Puluhan Hektar Terendam Banjir, Petani Banyuwangi Terpaksa Panen Dini
Sementara itu, hingga siang ini banjir dibeberapa wilayah Pati sudah mulai surut, Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan hujan lebat yang terjadi sejak 31 desember lalu, mengakibatkan puluhan desa terendam, namun beberapa kecamatan seperti Tambakromo, Kayen, Tayu dan Margoyosu sudah mulai mengering.
Kendati mulai surut, Abdul Muhari menyebut jika hujan lebat kembali datang maka kemungkinan banjir akan kembali terjadi dan menggenangi area pesawahan lebih banyak.
Editor: Dwi Reinjani
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!