NASIONAL

Penyakit Ginjal Misterius, IDAI Jabar Imbau Masyarakat Tidak Panik

"Salah satu daerah yang terdapat kasus tersebut adalah Jawa Barat. Di sana, terdapat 24 kasus yang sudah diidentifikasi."

Arie Nugraha, Astri Yuanasari

Penyakit Ginjal Misterius, IDAI Jabar Imbau Masyarakat Tidak Panik
Ilustrasi. (Foto: Robina Weermeijer/Unsplash)

KBR, Bandung- Masyarakat diimbau tidak panik dalam menyikapi merebaknya penyakit gangguan ginjal akut yang dialami anak-anak di sejumlah daerah di Indonesia.

Salah satu daerah yang terdapat kasus tersebut adalah Jawa Barat. Di sana, terdapat 24 kasus yang sudah diidentifikasi.

Imbauan itu disampaikan Ketua Unit Kedokteran Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)Jawa Barat, Dany Hilmanto.

Namun, meski mengimbau untuk tidak panik, situasi itu membuat seluruh pelayanan fasilitas kesehatan (faskes), mulai dari puskesmas hingga rumah sakit di Jawa Barat, memantau ketat perkembangan penanganan penyakit tersebut di daerah mereka.

Seluruh faskes telah menerima pedoman penanganan tata laksana dari Kementerian Kesehatan, untuk menangani penyakit ginjal misterius.

"Jadi kalau dalam pedoman yang disampaikan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, ini kan sesuai bahwa yang namanya kasus pada anak ini ditangani apabila usianya 0-18 tahun. Dan memang umumnya gangguan yang akut, yang progresif dan atipik itu datang kepada kami itu di bawah 6 tahun. Umumnya seperti itu," ujar Ketua Unit Kedokteran Nefrologi IDAI Jawa Barat, Dany Hilmanto melalui telepon, Minggu, 16 Oktober 2022.

Sedini Mungkin

Dany menjelaskan, dengan adanya pedoman tersebut, faskes tingkat pertama seperti puskesmas atau rumah sakit daerah tipe D, harus waspada ketika menerima pasien anak dengan keluhan panas batuk pilek, dan diare. Karena ada kemungkinan mengarah ke penyakit gangguan ginjal misterius.

Pasien tersebut harus dimonitor ketat. Jika penyakit berlanjut sampai tujuh hari, seluruh tenaga medis di faskes wajib memeriksa urine kreatinin, fungsi ginjal, dan jumlah urinnya.

"Supaya apabila ada kemungkinan ke arah penyakit gangguan ginjal bisa dideteksi sedini mungkin. Pada kasus yang datang kepada kami dengan gangguan akut ini mereka datangnya tidak datang dengan gejala spesifik. Atau khas gejala gangguan ginjal," kata Dany.

Gejala

Dany menerangkan umumnya pasien yang terkena gangguan ginjal misterius, gejalanya panas batuk, pilek, terkadang dengan diare, batuk, sesak napas.

Namun, kemudian tiba-tiba air kencingnya berkurang. Lalu terdapat bengkak kelopak mata, di tungkai, perut.

"Sehingga kalau diperiksa parameter untuk penyakit ginjal menunjukkan ada gangguan pada ginjalnya."

Menurut Dany, dari sisi keilmuan medis tentang ginjal anak, gangguan ginjal akut ini seharusnya diketahui sebabnya.

Pada umumnya dibagi tiga sebab. Pertama prerenal yaitu sebelum ginjal, renal atau pada ginjalnya sendiri, dan post-renal misalnya disebabkan tumor, batu, atau sesudah ginjal dalam strukturnya.

"Umumnya gangguan ginjal akut pada anak karena infeksi. Misalnya karena diare atau infeksi yang berat lain yang biasa kita sebut dengan sepsis," sebut Dany.

Bisa Segera Pulih

Pada pasien diare itu kerap anak-anak menjadi gangguan ginjal akut. Tetapi apabila ditangani dengan baik, pasien dapat segera bisa pulih.

Jika penanganannya terlambat, maka akan langsung menginfeksi lambung. Apabila itu terjadi, pasien diharuskan memerlukan penanganan agresif seperti cuci darah.

"Masyarakat tidak perlu panik. Apabila menemukan gejala yang tadi disebutkan dengan mengarah ke gangguan ginjal akut, segera ke fasilitas kesehatan terdekat," ungkap Dany.

Enam Provinsi

Sebelumnya, IDAI menyebut ada enam provinsi yang melaporkan kasus ginjal akut misterius. Data tersebut dihimpun IDAI sejak 26 September-14 Oktober 2022.

Kasus terbanyak terdapat di DKI Jakarta dengan jumlah 49, disusul Jawa Barat 24 kasus, Sumatra Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus, dan DI Yogyakarta 11 kasus.

Menyebar ke 16 Provinsi

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per 15 Oktober 2022, tercatat sudah ada 16 provinsi yang melaporkan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Total ada 152 kasus.

Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, dari jumlah kasus tersebut, ada 37 korban meninggal. Rinciannya, 25 kasus kematian ada di DKI Jakarta, Bali 11 kasus, dan satu kasus di NTT.

Terbanyak meninggal ada di DKI Jakarta yakni sejumlah 25 kasus, kemudian Bali 11 kasus, dan satu kasus di NTT.

"Ada demam, kemudian ada diare, mual-mual, dan juga ada yang batuk dan pilek. Dan begitu gejalanya berlanjut maka akan terjadi produksi kencing atau urine yang sedikit atau disebut dengan oliguria. Sementara itu kalau dia berlanjut lagi maka akan terjadi produksi urine yang tidak ada atau anuria. Nah, kalau sudah anuria, ini merupakan gejala berat yang sudah masuk dalam kategori gagal ginjal," kata Syahril dalam diskusi, Minggu, (16/10/2022).

Syahril meminta orang tua memerhatikan dengan cermat gejala awal dari gagal ginjal akut misterius.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • IDAI
  • Kemenkes
  • gagal ginjal akut misterius
  • IDAI Jawa Barat

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!