BERITA

Sandiaga Pastikan Pengembangan TN Komodo Tak Rusak Ekosistem

"Bahwa penataan sarana dan prasarana di zona pemanfaatan di Taman Nasional Komodo tidak menimbulkan dampak negatif terhadap outstanding universal value atau OUV KLHK"

AUTHOR / Dwi Reinjani

Sandiaga Pastikan Pengembangan TN Komodo Tak Rusak Ekosistem
ilustrasi taman nasional komodo di NTT

KBR, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan telah berkoordinasi dengan Komite Warisan Dunia, UNESCO, terkait dugaan kerusakan lingkungan yang terjadi di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dugaan kerusakan lingkungan di Taman Nasional Komodo itu imbas proyek pengembangan yang dilakukan.

Namun, katanya, Pemerintah Indonesia menjamin bahwa tidak ada kerusakan alam ataupun ekosistem selama proses berlangsung.

"Bahwa penataan sarana dan prasarana di zona pemanfaatan di Taman Nasional Komodo tidak menimbulkan dampak negatif terhadap outstanding universal value atau OUV Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK juga memastikan bahwa pembangunan Resort di loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo tidak menimbulkan atau menyebabkan dampak negatif terhadap OUV situs warisan alamnya Taman komodo," ujar Sandiaga, dalam konferensi pers virtual, Senin (09/08/2021).

Sandiaga Uno juga memastikan semua proses pengembangan diawasi ketat tanpa mengubah fungsi dari setiap lokasi.

Menurutnya, pengembangan hanya dilakukan untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas yang sudah ada namun tidak layak guna, menjadi berstandar internasional.

"UNESCO selama ini hanya meminta informasi-informasi terkait pengembangan taman nasional, dan memberi poin-poin evaluasi, yang saat ini tengah diperbaiki oleh pemerintah," jelasnya.

Sandiaga menambahkan, dalam waktu dekat pemerintah akan segera mendapatkan kajian terkait analisis dampak lingkungan (Amdal) di Taman Nasional Komodo, yang dilakukan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature, IUCN).

"Dan hasilnya akan segera dilaporkan ke UNESCO," tambahnya.


Editor: Kurniati Syahdan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!