NASIONAL

Please, Ikutin Pedoman Media dan Medsos terkait Berita Bunuh Diri!

Hati-hati buat pemberitaan dan konten kasus bunuh diri

AUTHOR / Tim Disko

Pedoman berita bunuh diri

KBR, Jakarta- Beberapa waktu lalu publik menyoroti kasus seorang mahasiswa yang diduga bunuh diri hingga berita-berita terkait topik ini menjamur. Mulai dari kronologi, upaya universitas menanggulangi kasus bunuh diri di lingkungannya, sampai biodata atau profil dari korban pun diberitakan. Tak kalah dari media-media online, media sosial pun turut meng-highlight kehidupan korban dan keluarganya.

Lantas apa dampak penyebaran berita maupun konten terkait bunuh diri yang berisiko di media sosial?

Baca juga:

Pemujaan Idol sampai Segitunya

Cek Fakta: Foto Girl Band Twice Seolah Konser di Depan Pendukung Persib?

Masuk Varian XBB, Perlu Ganti Vaksin Bivalen?

Berdasarkan laman intothelightid.org, informasi terkait bunuh diri di sosial media bisa menyebar dalam hitungan jam, menit hingga detik. Bahkan berita semacam ini berpotensi menyedot perhatian dan menjadi trending topik. Tapi, perlu dipahami bahwa menyebarkan konten tersebut bisa berdampak negatif.

1. Trauma sekunder bagi orang biasa yang menyaksikan

2. Memicu bunuh diri tiruan

3. Memperburuk stigma

4. Menyakiti perasaan bagi orang-orang yang sedang berduka

5. Pelanggaran privasi

6. Orang yang membutuhkan pertolongan menjadi takut mencari bantuan.

Nah hati-hati ya, kalau menyebarkan konten terkait bunuh diri. Karena satu konten yang kamu sebarkan bisa berdampak negatif bagi orang lain, terlebih keluarga korban. 

Jika Anda, sahabat, atau kerabat memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas, Rumah Sakit terdekat, atau Halo Kemenkes dengan nomor telepon 1500567. Anda juga dapat mengunjungi laman pencegahan bunuh diri di intothelightid.org

Lalu apa yang mesti kamu lakukan saat mendapati konten bunuh diri di media sosial? Bagaimana dengan media mainstream atau media online yang beritanya gak kalah menjamur. Yuk dengarkan podcast Disko (Diskusi Psikologi) bareng Iqbal Maesa Febriawan, sebagai Digital Behavior & Mental Health Enthusiast dari Into The Light Indonesia, di link berikut ini :



Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!