NASIONAL

Menkeu: Realisasi APBN Hingga Oktober 75,7 Persen

""Sampai dengan akhir Oktober sudah mencapai Rp2.351,1 triliun. Kalau kita lihat nanti di sini, ini adalah turning point dari APBN kita." "

Sadida Hafsyah

serapan anggaran
Serapan anggaran, Menkeu Sri Mulyani keterangan pers APBN Kita November, Kamis (24/11/22). (Kemenkeu)

KBR, Jakarta-  Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Sri Mulyani mengungkapkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah mencapai lebih dari 70 persen. Ini tercatat sejak awal tahun hingga bulan Oktober 2022.

"Kita lihat belanja negara sampai dengan akhir Oktober sudah mencapai Rp2.351,1 triliun. Kalau kita lihat nanti di sini, ini adalah turning point dari APBN kita. Ini adalah 75,7 persen dari total belanja yang sudah ada di Undang-Undang APBN. Jadi Undang-Undang APBN itu sudah memandatkan memberikan alokasi anggaran. Kita lihat belanja Kementerian/ Lembaga (K/L) Rp754,1 triliun itu sudah mendekati 80 persen dari total alokasi belanja K/L," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Kamis (24/11/22).

Menkeu Sri Mulyani menyebut pembelanjaan anggaran Kementerian dan Lembaga negara sudah hampir memenuhi pagu anggaran yang tersedia. Baik itu untuk belanja gaji, belanja-belanja barang, bantuan sosial maupun dari sisi belanja modal seperti peralatan mesin.

Selanjutnya, belanja non K/L dalam APBN baru mencapai 67,7 persen atau senilai Rp917,7 triliun.

"Dominasi sangat besar adalah subsidi dan kompensasi BBM serta listrik ini yang menjadi dominasi dari shock absorber dari APBN kita," ucapnya.

Sri Mulyani menyampaikan anggaran transfer ke daerah sudah terealisasi sebesar Rp679,23 triliun atau 84,4 persen dari alokasi anggaran. Kemudian pembiayaan investasi sudah mencapai Rp77,92 triliun, terutama diperuntukan bagi sektor infrastruktur yang digunakan dalam penyelesaian proyek strategis nasional dan pembiayaan sektor perumahan.

"Melalui Belanja Negara dan Pembiayaan Investasi, APBN sebagai shock absorber melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas, dan mendorong pemulihan ekonomi," paparnya.

Baca juga:

- Serapan Anggaran Rendah, Jokowi: Duit APBD di Bank Masih Sangat Besar

- Perencanaan Anggaran Tak Optimal, Rp1.200 Triliun APBN Belum Terserap

Kata Dia,  belanja non K/L dalam APBN baru mencapai 67,7 persen atau senilai Rp917,7 triliun.

"Dominasi sangat besar adalah subsidi dan kompensasi BBM serta listrik ini yang menjadi dominasi dari shock absorber dari APBN kita," ucapnya.

Sri Mulyani menyampaikan anggaran transfer ke daerah sudah terealisasi sebesar Rp679,23 triliun atau 84,4 persen dari alokasi anggaran. Kemudian pembiayaan investasi sudah mencapai Rp77,92 triliun, terutama diperuntukan bagi sektor infrastruktur yang digunakan dalam penyelesaian proyek strategis nasional dan pembiayaan sektor perumahan.

"Melalui Belanja Negara dan Pembiayaan Investasi, APBN sebagai shock absorber melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas, dan mendorong pemulihan ekonomi," paparnya.

Editor: Rony Sitanggang

  • serapan anggaran
  • APBN
  • Sri Mulyani

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!