NASIONAL

Lebaran 2022, Wapres: Jangan Bawa COVID-19 Saat Mudik

""Dan sebaliknya jangan bawa juga kembalinya dari daerah ke pusat. Nah ini yang harus dijaga protokol kesehatannya.""

Wahyu Setiawan

Pemudik lebaran 2022 bersepeda motor melintas di kawasan jalur Pantura,   Cirebon, Jabar, Rabu (27/4
Pemudik lebaran 2022 bersepeda motor melintas di kawasan jalur Pantura, Cirebon, Jabar, Rabu (27/4/22). (Antara/M Risyal Hidayat)

KBR, Jakarta -  Wakil Presiden Maruf Amin mengimbau masyarakat yang mudik Lebaran 2022 tetap menjaga protokol kesehatan. Maruf mengingatkan agar pemudik tidak membawa COVID-19 dari kota-kota besar ke kampung halaman.

"Jangan membawa COVID-19 dari Jakarta ke daerah atau dari pusat-pusat provinsi ke daerah. Dan sebaliknya jangan bawa juga kembalinya dari daerah ke pusat. Nah ini yang harus dijaga protokol kesehatannya. Begitu juga di dalam pelaksanaan Idulfitri nanti. Ya memang kita membolehkan di lapangan dan di masjid, semua boleh. Hanya memang protokol kesehatan harus dijaga," ujar Maruf kepada wartawan, Selasa (26/4/2022).

Wakil Presiden Maruf Amin juga mengimbau masyarakat menghindari puncak arus mudik lebaran 2022 yang diperkirakan terjadi di akhir pekan ini. Sehingga tidak terjadi kemacetan panjang dan penumpukan kendaraan di jalan.

"Diharapkan mudiknya tidak dalam waktu serempak, sehingga berbarengan. Itu akan bertumpuk nanti di jalan. Itu nanti bisa 2-3 hari sampai ke daerah di Jawa Tengah," ujarnya.

Baca juga: 

Mudik 2022, Satgas Covid-19: Pastikan dalam Kondisi Sehat

ASN Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran

Dari survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2022 ini diperkirakan bakal mencapai 85 juta orang. Pemerintah memperkirakan lonjakan pemudik terjadi pada 28-30 April 2022. Sedangkan puncak arus balik pada tanggal 7-8 Mei 2022. 


Editor: Rony Sitanggang

  • Kemenkes
  • mudik
  • rest area
  • idulfitri 2022
  • fayankes
  • Lebaran 2022
  • wapres maruf amin

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!