NASIONAL

Ketakutan Setengah Mati akan Kematian

"Fobia ini menyebabkan penderitanya merasa takut secara berlebihan terhadap kematian."

Tim Disko

Diskusi Psikologi (Disko)
Diskusi Psikologi (Disko)

KBR, Jakarta- Terlahir menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga meninggal adalah siklus kehidupan. Meski kematian menjadi hal yang pasti untuk dihadapi setiap individu di dunia, namun masih saja membuat manusia ketakutan untuk menghadapinya. Meski begitu, merupakan hal yang wajar jika manusia takut akan kematian. 

Akan tetapi, tidaklah wajar jika ketakutan itu berlebihan hingga menganggu kehidupan sehari-hari. Karena bisa jadi kondisi ini termasuk thanatophobia.

Thanatophobia adalah bentuk kecemasan dan ketakutan ekstrem terhadap kematian atau proses kematian. Melansir laman SehatQ dari Kementerian Kesehatan, fobia ini menyebabkan penderitanya merasa takut secara berlebihan terhadap kematian diri sendiri ataupun orang-orang yang dicintai, bahkan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari.

Mereka menjadi sulit beraktivitas saat sekolah, bekerja, atau dalam situasi sosial. Ketika berpikir tentang kematian, penderita thanatophobia bisa mengalami serangan panik. Mereka juga berusaha keras untuk menghindari pembicaraan apa pun tentang kematian atau proses kematian.

Kenapa Sebegitu Takutnya sama Kematian?

Menurut Psikolog Klinis & Koordinator Kalmselor KALM, Cut Maghfirah Faisal, M.Psi, Psikolog thanatophobia erat kaitannya dengan ketamatian. Masih inget karakter Thanos si penjahat super Marvel Comics? Dimana dia memiliki tujuan menghapus setangah populasi manusia. Nah kedua istilah ini memang mirip dan berkaitan sama kematian.

"Thanatophobia itu sebenarnya ada kaitannya dengan Thanos. Itukan bahasa Yunani ya. Kan dia ceritanya emang pengen membunuh orang, menimbulkan kematian agar populasi berkurang. Jadi thanatophobia itu erat kaitannya dengan Thanos. Thanatophobia adalah ketakutan akan kematian, simple-nya begitu. Mungkin kita bisa mengartikan thanatophobia sebagai ketakutan ekstrem terhadap kematian diri sendiri atau orang lain," ujar Cut Maghfirah.

Baca juga:

Gamophobia Bikin Sulit Jalin Hubungan

Marak Kampanye Lawan Kekerasan Seksual di Transportasi Publik

- Cek Fakta: Suntingan Judul Artikel Megawati Masuk Surga karena Malaikat Kenal Soekarno

Psikolog Klinis & Koordinator Kalmselor KALM, Cut Maghfirah Faisal, M.Psi, Psikolog menilai, takut akan kematian adalah hal yang wajar. Karena kita tidak mengetahui soal kematian itu sendiri.

"Misalnya kayak saya mau liburan ke Jepang pertama kali. Kan kita gak tau tuh, kondisinya gimana? Terus kita merasa cemas dan takut, itu normal. Sebenarnya normal kita memiliki kecemasan atau ketakutan terhadap sesuatu yang kita ketahui, apalagi kematiankan. Gak ada tuh orang yang balik dari kematian dan cerita gini loh" pungkasnya.

Cut Maghfirah Faisal menuturkan, adanya tingkatan ketakutan yang membuat ketakutan seseorang dianggap tidak wajar. Salah satu cirinya, ketika ketakutanmu mengganggu kehidupan sehari-hari. Kata Cut Maghfirah, ketakutan itu timbul lantaran faktor eksternal atau internal.

"Kalau faktor internalnya itu, orang yang punya kecemasan yang tinggi lebih rentan mengalami thanatophobia. Kemudian faktor-faktor internal, seperti kesehatan yang kurang baik. Cukup wajar ya, kalau memang mungkin ketika fisik kita kurang sehat dan mengkhawatirkan nanti gimana kita kedepannya, pengobatan saya berhasil atau tidak. Kemudian ada juga penelitian yang menyebutkan, orang yang tidak puas akan kehidupannya, rentan juga nih mengalami thanatophobia," ungkap Cut Maghfirah.

Untuk mengetahui lebih lanjut soal thanatophobia, mari dengarkan podcast Diskusi Psikologi (Disko) di link berikut ini:

  • Kematian
  • Thanatophobia
  • Phobia kematian
  • mental health
  • Kesehatan mental
  • Podcast Disko

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!