NASIONAL

Kemenkeu: Kenaikan Suku Bunga The Fed Menekan Rupiah

""Terjadinya capital outflow kepada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Ini akan berdampak pada pelemahan nilai tukar dan melonjaknya biaya utang atau cost of fund,""

Sadida Hafsyah

Kemenkeu: Kenaikan Suku Bunga The Fed Menekan Rupiah
Ilustrasi rupiah terhadap dolar. Foto: ANTARA/Nova

KBR,Jakarta- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan dampak kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed) akan mulai terasa pada tekanan nilai tukar rupiah hingga biaya utang. Perkiraaan ini disampaikan Staf Ahli Menteri Keuangan Made Arya Wijaya merespons kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar lebih dari 300 basis poin dari awal tahun hingga November tahun ini.

Made   mengatakan, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar lebih dari 300 basis poin dari awal-awal tahun hingga November 2022. Hal ini dilakukan dalam upaya menahan laju inflasi global yang melonjak karena berbagai gejolak yang terjadi

"Untuk menahan lonjakan inflasi global tersebut, bank-bank negara maju merespon dengan menaikan suku bunga acuannya secara agresif. Sejak Maret 2022, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau the Fed sudah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 375 basis poin hingga November 2022," kata Made dalam Dialog Pakar 2022 yang bertema 'Peran APBN dalam rangka Pemulihan Ekonomi dan Antisipasi Resesi', Senin (12/12/2022).

Staf Ahli Menteri Keuangan Made Arya Wijaya menjelaskan berbagai tekanan yang mempengaruhi gejolak perekonomian global di antaranya upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, munculnya konflik Rusia dan Ukraina yang mendorong kenaikan harga global terutama energi dan pangan, hingga akhirnya kenaikan inflasi global. Di mana rekor inflasi tertinggi dalam beberapa dekade dialami oleh Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris dan Italia.


Baca juga:

Reaksi Masyarakat Terhadap Kenaikan Suku Bunga Acuan

BI Kembali Naikan Suku Bunga Acuan, Rupiah Tetap Lemah

Kata Made, pengaruh tersebut akan terasa, mulai pada tekanan nilai tukar rupiah hingga biaya utang.

"Kenaikan suku bunga tersebut meningkatkan volatilitas keuangan pasar global, terjadinya capital outflow kepada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Ini akan berdampak pada pelemahan nilai tukar dan melonjaknya biaya utang atau cost of fund," jelasnya.

Melonjaknya biaya utang  akan menambah beban ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Kenaikan biaya utang berpotensi menyebabkan terjadinya krisis utang global. Karena banyak negara memiliki rasio utang tinggi, akibat stimulus fiskal yang dilakukan banyak negara selama pandemi Covid-19," imbuhnya.

Editor: Rony Sitanggang

  • suku bunga acuan
  • pertumbuhan ekonomi
  • bank indonesia
  • Rupiah lemah
  • The Fed

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!