NASIONAL

Ekonomi Digital RI, Potensi Besar tapi Kecepatan Kurang

"Namun, kecepatan internet di RI hanya menduduki peringkat kedelapan di kawasan ASEAN."

Resky Novianto

ekonomi digital
Paparan peluang dan pengembangan ekonomi digital. (Sumber: Akun Youtube Bappebti)

KBR, Jakarta - Tingginya potensi ekonomi digital Indonesia, ternyata tidak ditunjang kecepatan internet yang bagus di Tanah Air.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didi Noordiatmoko mengatakan, potensi ekonomi digital RI tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Namun, kecepatan internetnya hanya menduduki peringkat kedelapan di kawasan ASEAN.

"Jadi kalau kita lihat disini potensi ekonomi digital Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kita tampaknya potensinya yang lebih baik dari negara-negara lain, sekali lagi ini adalah potensi. Potensi bisa kita manfaatkan tapi justru tantangannya bagaimana kita memanfaatkannya," ucap Didi dalam Acara Outlook Bappebti yang disiarkan Youtube Info Bappebti, Rabu (4/1/2023).

Didi menambahkan, nilai ekonomi digital Indonesia berkisar 70 miliar dolar Amerika atau setara Rp1,1 triliun pada tahun 2021. Angka itu lebih tinggi dibandingkan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Di sisi lain, Didi menyebut, kecepatan internet di Indonesia hanya 34,5 Mbps pada 2022, berdasarkan laporan laman indeks global speedtest[dot]net.

Baca juga:

KTT G20, Jokowi Ajak Jamin Kesetaraan Akses Internet

Menkeu Prediksi Nilai Ekonomi Digital RI pada 2025 Capai Rp2,2 Triliun

Angka tersebut lebih rendah dari Singapura dengan 295,0 Mbps, juga Filipina yang mencapai 103,3 Mbps.

Menurut Didi, pemerintah perlu menghadapi tantangan dalam memperbaiki ekosistem digital Indonesia. Sebab, potensi ekonomi digital ini dapat berkontribusi pada pengembangan dan tantangan perekonomian tanah air.

Editor: Fadli

  • ekonomi digital
  • kecepatan internet
  • Mbps

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!