BERITA

BI: Peluang Ekspor Produk Halal Diproyeksi Capai US$5,1 Miliar Terhadap PDB

""Indonesia juga berpotensi menarik sekitar 40-50 persen investasi luar negeri untuk mengembangkan kapasitas ekspor industri halal nasional. Ini sebetulnya hal yang sangat bagus potensinya""

Ranu Arasyki

Ilustrasi: Fesyen bersertifikasi halal di pameran Malang Islamic Movement, Mall Dinoyo City Malang,
Ilustrasi: Fesyen bersertifikasi halal di pameran Malang Islamic Movement, Mall Dinoyo City Malang, Jatim, Kamis (21/12/21). (Foto:Antara/Ari Bowo Sucipto)

KBR, Jakarta - Indonesia berpeluang meningkatkan product domestic bruto (PDB) sebesar US$5,1 miliar dengan cara meningkatkan penetrasi ekspor produk halal.

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Priyono menyebut, untuk mencapai potensi itu, perlu adanya dorongan terhadap peningkatan ekspor produk halal, menarik foreign direct investment (FDI), dan substitusi impor yang dilakukan secara bersama.

"Dari Indonesia Halal Market Reports 2021/2022, ekonomi halal Indonesia itu memiliki peluang untuk meningkatkan PDB nasional. Itu nilainya sekitar US$5,1 miliar per tahun. Itu kalau di rupiahkan mungkin lebih dari Rp80 triliun. Ini cukup besar sekali," kata Priyono pada acara Webinar Sharia Economic and Finance Outlook 2022, Jum'at (24/12/2021).

Priyono mengatakan, pemerintah mesti mengutamakan hubungan perdagangan produk dan jasa yang bernilai tinggi kepada negara pasar ekspor, khususnya negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI). 

Dia menaksir, peluang ekspor produk halal bisa mencapai US$3,85 miliar. Jika merujuk kepada data, produk makanan sekitar US$2 miliar dan fesyen sekitar US$1,3 miliar, dan berbagai produk/jasa lainnya.

Baca Juga:

Adapun, lanjut dia, Indonesia juga bisa melakukan substitusi bahan baku impor dengan bahan baku lokal. Ini menjadi peluang yang cukup bagus bagi Indonesia untuk mengurangi pasokan impor dari negara lain.

"Indonesia juga berpotensi menarik sekitar 40-50 persen investasi luar negeri untuk mengembangkan kapasitas ekspor industri halal nasional. Ini sebetulnya hal yang sangat bagus potensinya," ujarnya.

Saat ini, katanya, ekspor produk halal Indonesia di pasar global mencapai US$8 miliar. Indonesia menjadi salah satu pemasok teratas produk halal sektor makanan, fesyen, farmasi dan kosmetik pada 2020. Indonesia juga sebagai eksportir terbesar ke-10 di lingkup global, dan eksportir terbesar ke-2 di antara negara-negara OKI.

Adapun, halal food dan fesyen merupakan dua sektor unggulan yang berperan besar sebagai motor penggerak industri halal. Oleh karena itu, BI akan fokus menggerakkan kedua sektor itu dalam kurun waktu dua tahun ke depan.

Selain dua sektor tersebut, pemerintah akan memperluas pasar keuangan syariah di segmen keuangan komersial maupun sosial. Menurut dia, ceruk pasar pembiayaan syariah masih terbuka sangat lebar. Namun, sayangnya, usaha syariah masih banyak dibiayai oleh kredit konvensional.

"Pilar ketiga yaitu edukasi, riset dan sosialisasi melalui pengembangan kurikulum ekonomi syariah serta penyelenggaraan festival ekonomi syariah. Seperti festival ekonomi syariah di tingkat wilayah, namanya FESyar. Itu macam-macam kegiatannya, ada seminar, workshop, festival fair, kompetisi dan seterusnya. Wadahnya di situ," tambahnya.

Editor: Agus Luqman

  • Ekonomi Syariah
  • KNEKS
  • Pertumbuhan Ekonomi
  • investasi
  • kinerja ekspor-impor

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!