NASIONAL

BBM Subsidi Naik, Sandiaga: Wisatawan Turun 25 Persen

""Ada taksiran penurunannya itu juga di angka 20 sampai 25 persen ke depan,""

Sadida Hafsyah

Wisatawan
Ilustrasi: Wisatawan di Danau Lut Tawar, Takengon, Aceh Tangah, Minggu (28/8/22). (Antara/Irwansyah Putra)

KBR, Jakarta-   Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi berpengaruh pada pergerakan wisatawan di tanah air. Kenaikan harga BBM subsidi akan memicu penurunan kunjungan wisatawan pada tempat-tempat wisata yang tersebar di Indonesia.

"Pasti ada dampaknya. Dan ini tentunya akan ada penurunan dari pergerakan wisatawan nusantara. Ke depannya, ada taksiran penurunannya itu juga di angka 20 sampai 25 persen ke depan, dari rata-rata yang kita sudah berhasil capai dari Januari sampai akhir Agustus. Ini yang akan kita hitung kembali," ucap Sandiaga pada konferensi pers hari ini (05/09/22).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan penurunan pergerakan wisatawan tersebut dihitung berdasarkan capaian kunjungan wisatawan mulai dari Januari hingga akhir Agustus 2022.

Ia menyadari pariwisata merupakan sektor yang akan mengalami pukulan berat dari kenaikan harga BBM subsidi yang ditetapkan oleh pemerintah. Arus kas pelaku usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah bisa jadi terganggu karena ini.

"Dan hasil diskusi kami kenaikan di Rp10 ribu pertalite dan ini kita melihat bahwa potensi kenaikan harga-harga produk ekonomi kreatif lokal. Khususnya kuliner, kriya dan fesyen itu berjarak atau rata-rata yang antisipasi itu sekitar 10 persen-20 persen," katanya.

Baca juga:

- Penaikan BBM, PP Muhammadiyah: Buat Rakyat Makin Melarat

- Kenaikan BBM, Luhut: Kita Hitung Dengan Cermat

Sebelumya Presiden Joko Widodo menetapkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu, (3/9/2022). Presiden beralasan, BBM subsidi dinikmati oleh 70 persen kelompok masyarakat mampu yang mempunyai mobil pribadi. 

Kata Presiden,  harga BBM dalam negeri masih terjangkau dengan subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM. Sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian. Dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran," ucap Jokowi dalam siaran pers, Sabtu, (3/9/2022).

Presiden Joko Widodo memerintahkan pemerintah daerah mengelola dana sebesar Rp2,1 triliun untuk bantuan kepada masyarakat terdampak kenaikan harga BBM. Semisal nelayan, pengemudi angkutan umum hingga ojek daring (ojol). Bekas Gubernur DKI Jakarta itu mengarahkan agar anggaran bantuan itu bersumber dari dana transfer daerah.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran subsidi BBM akan dialihkan untuk dua skema Bantuan Langsung Tunai. Pertama, BLT senilai Rp600 ribu akan digelontorkan untuk 20,6 juta keluarga miskin. Kedua, BLT berupa subsidi gaji diberikan kepada pekerja dengan upah di bawah Rp3,5 juta senilai Rp600 ribu. Adapun BLT pekerja ini ditargetkan menyasar 16 juta orang.

Adapun tiga jenis BBM yang mengalami kenaikan harga, yakni Pertalite, solar, dan Pertamax. Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Lalu solar bersubsidi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Editor: Rony Sitanggang

  • Presiden Jokowi
  • BBM subsidi
  • Jokowi
  • Penaikan BBM
  • BLT BBM
  • Sandiaga Uno
  • wisatawan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!