BERITA

Anggaran Kementerian ESDM Tahun Depan Naik Banyak, Ini Daftar Belanjanya

"Prioritas belanjanya banyak. Dari pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sampai alat pengolah kotoran manusia menjadi biogas."

Adi Ahdiat

Anggaran Kementerian ESDM  Tahun Depan Naik Banyak, Ini Daftar Belanjanya
Ilustrasi: Pembangkit Listrik Tenaga Surya, salah satu prioritas belanja Kementerian ESDM tahun 2020. (Foto: Pixabay)

KBR, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapat tambahan anggaran hingga nyaris 2 kali lipat. Dari Rp4,98 triliun di tahun 2019, menjadi Rp9,67 triliun untuk tahun 2020.

Dalam situs resminya, Menteri ESDM, Ignasius Jonan, menjelaskan anggaran tersebut akan dipakai untuk kepentingan rakyat luas. Prioritas penggunaannya adalah:


1. Sambungan Jaringan Gas Rumah Tangga

Menteri Jonan menyebut akan membangun 293.000 sambungan jaringan gas (jargas) rumah tangga. Jumlah itu tiga kali lipat lebih banyak dibanding pembangunan jargas di tahun-tahun sebelumnya.

"Pembangunan jargas rumah tangga untuk mengurangi impor LPG, biasanya setiap tahun kita hanya bangun itu 80.000 hingga 90.000 sambungan rumah sampai 2019," jelas Jonan.


2. Konverter Kit

Tahun depan Kementerian ESDM akan menyediakan 50.000 paket konverter kit untuk petani dan nelayan, dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2019.

Konverter kit adalah alat untuk mengubah sistem pembakaran mesin, dari yang sebelumnya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi berbahan bakar gas (BBG). Alat ini digunakan untuk mengatasi kelangkaan BBM.

Kementerian ESDM juga akan menyediakan alat konversi minyak tanah ke BBG jenis LPG sejumlah 522.000 paket.


3. Bor Air Tanah

Kementerian ESDM berencana menyediakan bor air tanah dangkal di 50 titik daerah rawan bencana geologi seperti Lombok dan Sulawesi Tengah. 

Ada juga rencana penyediaan alat pengeboran sumur untuk 750 titik di daerah yang kesulitan air bersih.

"Ini waktu gempa Sulawesi Tengah berantakan kita. Kita harus survive bagaimana mencarikan anggaran untuk membangun 50 titik di tempat-tempat pengungsian di Sulteng dan Lombok, dan juga pemboran air bersih di daerah sulit air, itu yang biasanya 500 - 600 titik, sekarang naik 750 titik," jelas Menteri Jonan.


4. Biogas Komunal

Kementerian ESDM akan membangun 24 unit instalasi biogas komunal. Instalasi ini bisa mengolah kotoran manusia menjadi biogas, yang energinya bisa dipakai untuk memasak serta menyalakan alat penerangan.

Menurut Menteri Jonan, pembangunan instalasi biogas komunal akan diutamakan untuk pondok pesantren.


5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Prioritas lain tahun 2020 adalah pembangunan lampu penerangan jalan tenaga surya sebanyak 50.000 unit, naik dua kali lipat dari tahun 2019.

"Pembangunan penerangan (lampu) fotovoltaik atau tenaga surya, biasanya ini 20.000 unit setahun, ini naik menjadi 50.000 (unit). Ini kalau standarnya 1 Km 20 lampu, ini sama dengan 2.500 Km jalan atau 2 kali panjang jalan tol Trans Jawa,” jelas Menteri Jonan.

Kementerian ESDM juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau rooftop solar sebanyak 800 unit di bangunan publik seperti panti asuhan, sekolah-sekolah, dan pondok pesantren, serta 50 unit PLTS untuk pos-pos di daerah terluar milik TNI.


6. Pengembangan Geopark, Mitigasi Bencana dan Pendidikan

Prioritas anggaran Kementerian ESDM tahun 2020 juga akan digunakan untuk pengembangan kawasan Geopark, pembangunan Politeknik Energi dan Pertambangan di Bali, Prabumulih (Sumatera Selatan), dan Bandung (Jawa Barat).

Ada juga rencana untuk memperbaiki peralatan 3 sistem mitigasi bencana geologi, pengembangan 10 Pos Pengamatan Gunung Api, serta pendidikan masyarakat di bidang migas, geologi mineral dan batubara, dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).


Editor: Rony Sitanggang

 

  • PLTS
  • rooftop solar
  • energi bersih
  • energi terbarukan
  • energi surya
  • Kementerian ESDM
  • biogas
  • geopark
  • krisis air bersih

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!