NASIONAL

Tolak Pembangunan Pura di Kabupaten Bekasi, Pendemo Enggan Dituding Intoleran

""Kemarin itu warga murni, tidak ada ormas. Karena kami menjaga desa kami agar tidak ada keributan,""

Astri Septiani

Tolak Pembangunan Pura di Kabupaten Bekasi, Pendemo Enggan Dituding Intoleran
Sekelompok orang memasang baliho dengan tanda tangan penolakan pembangunan Pura di desa Sukahurip, Kabupaten Bekasi, Jabar. (Sumber: Medsos)

KBR, Jakarta- Para penolak rencana pembangunan pura di Desa Sukahurip, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat  menolak jika mereka disebut intoleran. Salah satu pemimpin demo penolakan Akbar Kamal   mengatakan, aksi terjadi  karena  rencana pembangunan tersebut tak transparan, mencurangi warga dan tak didahului dialog dengan masyarakat dan tokoh sekitar.

Dia menuding, rencana pembangunan pura tersebut tak mengikuti Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 yang mengharuskan pembangunan rumah ibadah disertai daftar nama 90 umat dan dukungan dari 60 warga lokal. Menurut dia, masyarakat siap untuk diajak berdialog terkait rencana ini, dengan syarat harus melibatkan pemerintah.

"Itu kan yang memfalisitasi negara artinya pemerintahan daerah, pemerintah setempat dari kecamatan maupun desa. Kalo bukan pemerintah saya juga tidak mau. Zaman sekarang kan banyak persekusi. Di Bekasi  banyak ormas-ormas garis keras. Makanya kemarin itu warga murni, tidak ada ormas. Karena kami menjaga desa kami agar tidak ada keributan," kata Akbar kepada KBR, Selasa (14/5/19).


Lebih lanjut Akbar mengatakan, masyarakat Desa Sukahurip saat ini masih menunggu hasil verifikasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) terkait tanda tangan warga untuk dukungan rencana pembangunan pura tersebut. Sebab kata dia, warga merasa dicurangi perihal tanda tangan tersebut.  


"Banyak yang diverifikasi itu mereka tidak merasa tanda tangan. Ada yang bilang tanda tangan bukan (untuk) pura tapi pilkades karena sudah lama dua tahun lebih. Pilkades kan main duit tuh, ada oknum yang memanfaatkan momen tanda tangan fotokopi KTP dapet duit. Memang ada yang dapat duit 100, 150," tuding dia.


Sebelumnya pada awal Mei di media sosial beredar video sekelompok orang mendatangi lokasi menolak pembangunan Pura. Dalam video blog tersebut tampak rombongan vlogger yang mengendarai motor tak mengetahui pasti di mana lokasi rencana pembangunan Pura. Ini terlihat berkali-kali vlogger tersebut menanyakan lokasi.

Sesampai di lokasi, kepada seorang lelaki tua yang tengah duduk, vlogger tersebut juga menanyakan tempat yang akan dibangun. Video tersebut juga menampilkan pemasangan baliho penolakan pembangunan Pura.

Editor: Rony Sitanggang

  • penolakan rumah ibadah
  • intoleransi
  • toleransi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!