BERITA

Begini Kebijakan Mesir Tekan Emisi Gas Rumah Kaca

"Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, pemerintah Mesir menawarkan intensif sebesar $3 atau Rp45.600 per ton jerami kepada para pedagang untuk membeli jerami dari petani."

Pricilia Indah Pratiwi

Begini Kebijakan Mesir Tekan Emisi Gas Rumah Kaca
Asap yang berasal dari pembakaran sampah di dekat gedung-gedung di Kairo, Mesir 30 Oktober 2018. (Foto: REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)

KBR - Pemerintah Mesir menawarkan insentif $3 atau sekitar Rp45.600 untuk satu ton jerami kepada para pedagang yang membelinya dari petani.

Kepala Badan Lingkungan Mesir (EEAA), Mohamed Salah mengatakan, kebijakan ditempuh untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dikutip dari laman Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ibu kota Mesir, Kairo sebagai kota paling tercemar kedua di dunia. Dan pembakaran jerami padi tahunan menjadi salah satu penyumbang terbesar terciptanya gas rumah kaca, seperti lapisan tebal kabut asap. Hal ini terjadi karena para petani tidak memiliki sarana lain untuk membuang jerami, sehingga terpaksa membakarnya.

Dengan insentif tersebut, pedagang diharapkan membeli jerami dari para petani. Jerami tersebut bisa dijual lagi, digunakan untuk pakan ternak, atau dimanfaatkan untuk keperluan lain. Dengan begitu, pembakaran jerami oleh petani pun dapat ditekan.

Menurut Salah, kebijakan insentif itu mulai membuah kan hasil.

"Hari ini, musim awan gelap telah usai dan semua warga di Mesir mengatakan bahwa mereka tidak merasakan masalah signifikan yang berkaitan dengan ini, tidak seperti apa yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya," ungkap Salah.

Ia juga mengatakan ledakan industri di Mesir juga berkontribusi pada terciptanya polusi.

"Kami memiliki beberapa industri kecil yang dideregulasi dan tidak sejalan dengan standar lingkungan. Kami telah bekerja keras untuk ini," katanya dikutip dari Reuters.



Editor: Nurika Manan

  • Mesir
  • polusi udara
  • emisi gas rumah kaca

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!