HEADLINE

Temuan BPOM: 5 dari 15 Sampel Vaksin Palsu Terbukti Tak Sesuai Fungsinya

"Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan lima dari 15 sampel vaksin palsu yang diuji tidak sesuai dengan fungsi yang tertera pada label."

Ika Manan

Temuan BPOM: 5 dari 15 Sampel Vaksin Palsu Terbukti Tak Sesuai Fungsinya
Kasus vaksin palsu, BPOM melakukan inspeksi di sebuah rumah sakit di Semarang. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan lima dari 15 sampel vaksin palsu yang diuji tidak sesuai dengan fungsi yang tertera pada label. Pelaksana Tugas Kepala Badan POM, Tengku Bahdar Johan Hamid mencontohkan, penelitian lembaganya menemukan kandungan dalam vaksin itu tak sama dengan kegunaan vaksin.

"Bahaya atau tidaknya mungkin dokter, dari 15 ada 5 yang tidak sesuai dengan isinya. Ada yang vaksin tetanus tapi isinya NaCl, ada vaksin tetanus tapi isinya lain. Yang lainnya isinya sama tapi tidak sesuai dengan kadarnya, tapi isinya sama," jelas Bahdar saat dihubungi KBR.


Meski begitu, Bahdar enggan mengungkap temuan itu lebih rinci. Ia beralasan, hasil uji sampel itu menjadi barang bukti penyidik Polri, sehingga pihaknya tak berwenang membeberkannya ke publik.


"Laporan ke Menteri Kesehatan sudah kami kirim, ke DPR juga sudah dikirim. Kalau sampel yang dari Bareskrim, atas permintaan Bareskrim itu tidak boleh diumumkan. Sesuai KUHAP itu tidak boleh disebarluaskan, yang boleh mengumumkan adalah Bareskrim karena masih barang bukti," jelas Bahdar kepada KBR, Jumat (1/7/2016).


Baca juga:

Telusuri Korban Vaksin Palsu, Begini Strategi Menkes Nila Moeloek

Vaksin Palsu, Dinkes Jakarta Sita Produk yang Tak Jelas Distributornya


Ada belasan sampel vaksin palsu yang diuji, di antaranya vaksin hepatitis B Engerix B, vaksin Tetanus Toksoid TT, termasuk vaksin dasar. Seperti vaksin campak, polio dan BCG. Produk yang dipalsukan berasal dari PT Biofarma, PT Sanofi Grup, PT Glaxo Smith Kline GSK.


Bahdar menambahkan, BPOM hingga kini masih terus menyisir sarana pelayanan kesehatan di seluruh daerah. Sebelumnya, sebanyak 37 pusat pelayanan kesehatan terindikasi menggunakan vaksin palsu.


"Sangat mungkin tambah, karena kami masih menyisir terus ke daerah-daerah. Kami update di web Badan POM," ujarnya.


Laporan rincinya, kata dia, telah disampaikan ke Kementerian Kesehatan dan DPR.


"Tetapi 37 itu belum semuanya jadi, karena ada produk yang kami lakukan treatment cell. Yang kami laporkan hanya di 3 Balai, yakni Tangerang, Bandung dan DKI kalau tak salah. Ada yang tidak bisa diuji, karena di sarana itu tidak ada sampelnya tinggal satu botol misalnya," imbuh Bahdar. (qui) 

  • vaksin palsu
  • bpom
  • sampel vaksin palsu
  • temuan BPOM
  • Pelaksana Tugas Kepala BPOM Tengku Bahdar Johan Hamid

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!