BERITA

Latih Bela Negara FPI Tak Sesuai Prosedur, Dandim Lebak Dicopot

" Menurut Arianto, TNI tidak mempermasalahkan kegiatan bela negara yang dilaksanakan Dandim Lebak bersama FPI. Ia mengatakan, kegiatan bela negara bukan kegiatan militer. Itu dua hal yang berbeda."

Gilang Ramadhan

Latih Bela Negara FPI Tak Sesuai Prosedur, Dandim Lebak Dicopot
Ilustrasi aksi ormas FPI. (Foto: ANTARA)


KBR, Jakarta - Komando Daerah Militer III Siliwangi mencopot Dandim Lebak Banten, Letkol Czi Ubaidillah, karena dinilai melakukan kesalahan prosedur pada latihan bela negara bersama Front Pembela Islam (FPI).

Juru bicara Kodim III Siliwangi, Desi Arianto mengatakan, Dandim Lebak tidak melapor kepada atasan.

"Kemarin kegiatan bela negara yang dilaksakan oleh Dandim Lebak itu tidak lapor dahulu kepada atasan dalam hal ini Danrem maupun Pangdam. Ini adalah sesuatu yang fatal di TNI. Makanya Pangdam melakukan tindakan yaitu pencopotan Dandim lebak dalam waktu satu dua hari ini, penggantinya sudah disiapkan," kata Arianto kepada KBR, Minggu (08/01/17).


Arianto menegaskan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus satu komando. Perintah dari atasan harus dilaksanakan setiap prajurit TNI. Begitupun sebaliknya, apabila bawahan akan melaksanakan kegiatan harus lapor kepada atasan.


"Kita ini seragam, satu komando," ujarnya


Menurut Arianto, TNI tidak mempermasalahkan kegiatan bela negara yang dilaksanakan Dandim Lebak bersama FPI. Ia mengatakan, kegiatan bela negara bukan kegiatan militer. Itu dua hal yang berbeda.


"Masalahnya bukan di bela negaranya, tapi di satu komandonya itu," ujar Arianto.

Sebelumnya, Komando Distrik Militer Lebak menggelar pelatihan bela negara kepada sejumlah anggota FPI di wilayah Lebak, Banten. Kegiatan tersebut berlangsung dari 5 hingga 6 Januari 2017 kemarin.

  • bela negara
  • FPI
  • Dandim Lebak Dicopot

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!